Senin 02 Apr 2018 16:56 WIB

DNS Bagikan Dividen Senilai Rp 104,6 Miliar

Tahun 2018 Dharma Satya Nusantara Siapkan Capex sebesar Rp 600 miliar.

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang pekerja mengecek tangki penyimpanan CPO milik perusahaan Dharma Satya Nusantra di Kalimantan Tengah
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Seorang pekerja mengecek tangki penyimpanan CPO milik perusahaan Dharma Satya Nusantra di Kalimantan Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan PT Dharma Satya Nusantara (DNS) Tbk menyetujui pemberian dividen tunai kepada para pemegang saham sebesar Rp 104,6 miliar atau Rp 10 per saham. Jumlah dividen yang dibagikan tersebut sebesar Rp 18 persen dari total laba bersih perseroan pada 2017 senilai Rp 585,2 miliar.

Direktur Utama DNS Andrianto Oetomo Andriantono Oetomo menyatakan sepanjang 2017 perseroan mencatat kinerja tahun 2017 yang cukup menggembirakan setelah tahun sebelumnya mengalami penurunan akibat dampak lanjutan El Nino. Hal ini terlihat dari pertumbuhan laba bersih yang mencapai 133,4 persen di 2017 atau sebesar Rp 585,15 persen.

"Sisa laba bersih akan menjadi laba ditahan," ucap dia usai RUPST, Senin (2/4). Ia menambahkan, pertumbuhan perseroan yang maksimal disokong beberapa hal. Seperti jumlah tandan buah segar (TBS) yang diproduksi perseroan mencapai 1,6 juta ton atau meningkat 42 persen dibandingkan 2016. 

Sementara produksi CPO juga meningkat 29 persen menjadi 403,6 ribu ton. Padahal di 2016 perseroan hanya mampu memproduksi 312 ribu ton. Hanya saja angka produksi lebih rendah sedikit dari pencapaian di 2015 yaitu sebanyak 407 ribu ton.

Sampai dengan 31 Desember 2017 perseroan memiliki 13 kebun dan tujuh pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 450 ton TBS per jam. Sementara jumlah kebun yang menghasilkan sampai akhir 2017 mencapai 72.345 hektar dari total lahan tertanam 90.288 hektar.

Ia menambahkan membaiknya operasional kebun ini yang akhirnya memberikan dampak positif pada kinerja finansial. Sehingga pada tahun lalu mencatat kenaikan penjualan sebesar 33 persen menjadi Rp 5,2 triliun. "Total penjualan 83 persen berasal dari sawit sementara sisanya 17 persen berasal dari industri kayu yang dimiliki perseroan," ucap dia.

Sementara itu di 2018, ia mengaku pihaknya akan melakukan ekspansi yaitu membangun pembangkit listrik tenaga biomassa yang pertama dan membangun pabrik kelapa sawit yang kedelapan. Atas dasar itu perusahaan menyiapkan capex sebesar Rp 600 miliar. Dana tersebut berasal dari laba ditahan dan pinjaman ke perbankan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement