Senin 02 Apr 2018 17:01 WIB

Malala Yousafzai Akhiri Kunjungan Pertamanya di Pakistan

Malala harus kembali ke Inggris untuk menyelesaikan studinya.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Malala Yousufzai
Foto: EPA
Malala Yousufzai

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pemenang hadiah Nobel Perdamaian Malala Yousafzai mengakhiri kunjungannya ke Pakistan. Hal itu merupakan kunjungan pertama Yousafzai ke tanah airnya sejak ia ditembak oleh militan Taliban yang mencoba membunuhnya karena mempromosikan pendidikan perempuan pada 2012.

Yousafzai dan orang tuanya terlihat telah berada di Bandara Internasional Benazir Bhutto, pada Senin (2/4), sebelum mereka menaiki pesawat untuk kembali ke London setelah melakukan empat hari kunjungan. Konvoi kendaraan yang mengiringinya dari hotel di Islamabad menuju bandara, mendapatkan penjagaan keamanan yang ketat.

Sebelum pergi, Yousafzai menyempatkan diri untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada para pejabat Pakistan yang telah memberinya fasilitas helikopter tentara untuk pergi ke Lembah Swat. Lembah Swat yang terletak di kota barat laut Mingora adalah rumah masa kecilnya yang sempat dikuasai Taliban.

"Ini adalah tempat terindah di dunia bagi saya. Sangat menyenangkan melihat keluarga saya di sini, mengunjungi teman-teman, dan meletakkan kaki saya di tanah ini lagi," tulis Yousafzai di akun Twitter pribadinya. Ia juga memasang foto dirinya bersama ayah, ibu, dan saudara laki-lakinya di halaman rumah lamanya.

Yousafzai menuturkan, dia telah menunggu momen itu selama lebih dari lima tahun. Ia mengaku sering melihat Pakistan di dalam peta dan berharap bisa pulang. Menurutnya, dia berencana untuk kembali ke Pakistan secara permanen setelah menyelesaikan studinya di Inggris.

Pada Senin (2/4), paman Yousafzai, Mahmoodul Hassan, mengatakan keponakannya telah meninggalkan Pakistan dengan kenangan yang baik dan mengesankan. Namun Yousafzai harus kembali ke Inggris karena dia ingin menyelesaikan pendidikannya di sana.

Selama kunjungannya, Yousafzai juga bertemu dengan Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi. Dia menghadiri undangan di kantor Abbasi dan menyampaikan pidato emosional dengan mengatakan hari itu adalah salah satu hari paling bahagia dalam hidupnya karena bisa kembali ke negaranya.

Sebagian besar warga Pakistan menyambut hangat kunjungan Yousafzai. Namun beberapa orang justru meluncurkan kampanye di media sosial untuk menentangnya. Yousafzai mengaku gagal memahami mengapa dia menjadi sasaran kritik semacam itu oleh orang-orang yang berpendidikan.

"Kami ingin bekerja untuk pendidikan anak-anak dan memungkinkan setiap gadis di Pakistan untuk mengenyam pendidikan tinggi, sehingga dia dapat memenuhi mimpinya dan menjadi bagian dari masyarakat," kata Yousafzai, kepada saluran berita ARY Pakistan.

Kampung halamannya di Mingora tidak jauh dari desa tempat tinggal Mullah Fazlullah, pimpinan Taliban Pakistan yang mengirim penyerang pada 2012 untuk membunuh Yousafzai. Pada saat itu, Yousafzai sudah dikenal sebagai aktivis remaja yang mengkampanyekan pendidikan anak perempuan.

Akan tetapi, secara ajaib Yousafzai selamat dari luka tembak di kepalanya. Fazlullah telah mengambil alih Lembah Swat sejak 2007, tetapi setelah terusir ia sekarang diyakini bersembunyi di Afghanistan.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement