REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta Islamic Centre (JIC) melakukan studi tentang pen- gelolaan wisata religi berbasis masjid, khususnya di Jakarta. Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan JIC Rakhmad Zailani Kiki mengatakan, penelitian tersebut dilakukan pada 2017 untuk menggali potensi wisata masjid- masjid di Jakarta.
"Studi kita sudah kita lakukan tahun lalu terhadap potensi masjid-masjid yang bisa menjadi destinasi wisata religi. Beberapa masjid sudah kita nilai kelayakan- nya," ujar Ustaz Kiki saat dihubungi Republikabelum lama ini.
Karena memiliki potensi untuk dikem bangkan menjadi destinasi wisata, pa da 2017 Kementerian Pariwisata (Kemenpar) juga mulai memiliki perhatian penuh dalam mengembangkan wisata religi berbasis masjid. Kemenpar dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) bahkan telah menandatangani nota kesepa- haman atau MoU tentang Prog ram Pengembangan Destinasi Wisata Berbasis Masjid pada 2017.
Sebagai Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, menurut Ustaz Kiki, JIC juga merespons program tersebut dengan mengadakan studi pen- gelolaan wisata religi berbasis masjid sejak 2014. Menurut dia, studi ini meng- hasilkan tentang profil beberapa masjid sebagai destinasi wisata religi dan kesi- apan masjid untuk menjadi menjadi des- tinasi wisata religi.
"Kesiapan di sini adalah kesiapan untuk menerima kunjungan wisatawan dari mancanegara, bukan hanya wisa- tawan lokal," ucapnya.
Ustaz Kiki menjelaskan, kesiapan tersebut terkait dengan 12 fasilitas, yaitu akses jalan, lahan parkir, toilet, tempat penitipan sepatu, tempat penitipan barang, mukena, dan sarung yang bersih dan harum untuk para wisatawan, imam atau petugas yang minimal mahir berba- hasa Inggris, buku kecil tentang informasi masjid, papan nama masjid untuk berfoto, bingkai foto dan sejarah ringkas masjid untuk berfoto, video profil masjid untuk turis yang berkunjung, serta jubah dan kerudung untuk pengunjung non-Muslim.
Dari hasil studi yang telah disusun disimpulkan masjid yang telah siap menjadi destinasi wisata religi bertaraf internasional adalah yang mendapatkan nilai A. Masjid itu antara lain, Masjid Istiqlal, Masjid Agung Sunda Kelapa, Masjid Jakarta Islamic Centre, dan Masjid Jendral Besar Soedirman.
Sedangkan, peringkat di bawahnya yang hanya siap menjadi destinasi wisata religi, tetapi belum bertaraf internasional dengan nilai A adalah Masjid Raya Pondok Indah dan Masjid Pangeran Jaya karta.
"Sedangkan, masjid-masjid lainnya dengan nilai B sampai dengan nilai E perlu melakukan upaya melengkapi fasilitas- fasilitas yang belum ada atau yang masih perlu diperbaiki," kata Ustaz Kiki.
Kepala Divisi Sosbud JIC Haerullah mengemukakan, kegiatan studi wisata religi berbasis masjid merupakan bagian dari program yang dikembangkan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam JIC sebagai upaya mengembangkan sentra religi yang berbasis pada masjid.
Seperti diketahui, masjid mengan- dung nilai-nilai keadaban yang menjadi sumbangsih dalam pembangunan manusia yang seutuhnya. Karenanya, kegiatan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam tatanan peradaban yang di dalamnya terkandung nilai-nilai yang bersifat universal, ujar Haerullah.