Senin 02 Apr 2018 20:25 WIB

Antisipasi Teror di Asian Games, BNPT Beri Masukan INASGOC

Lokasi-lokasi titik berkumpul para atlet dan ofisial negara peserta akan diperketat

Presiden INASGOC, Erick Thohir (kiri) dan Kepala BNPT, Suhardi Alius, usai melakukan pertemuan di kantor INASGOC, Gedung Serba Guna, Senayan, Jakarta, Senin (2/4).
Foto: dokpri
Presiden INASGOC, Erick Thohir (kiri) dan Kepala BNPT, Suhardi Alius, usai melakukan pertemuan di kantor INASGOC, Gedung Serba Guna, Senayan, Jakarta, Senin (2/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akan menjadi penyelenggaraan pesta olah raga Asia atau yang lebih dikenal dengan Asian Games 2018. Ajang yang akan digelar pada 18 Agustus-2 September 2018 mendatang ini tentunya juga akan menjadi ajang pertaruhan gengsi bagi bangsa Indonesia. Berbagai cara akan dipergunakan agar event tersebut bisa berjalan lancar tanpa adanya gangguan apapun termasuk gangguan keamanan.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius mengungkapkan, keamanan Asian Games 2018 yang akan digelar di DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Jawa Barat dan Banten tentunya menjadi fokus perhatian. Pihaknya tidak ingin pesta olahraga terbesar di Asia tersebut dinodai dengan aksi-aksi teror yang bisa mengancam keselamatan atlit dan tamu.

Agar ajang tersebut dapat berjalan dengan sukses dan aman serta untuk mengantisipasi ancaman terorisme, Panitia Pelaksana Asian Games 2018 atau Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committe (INASGOC) mengundang Kepala BNPT  beserta jajarannya untuk berbagi informasi mengenai potensi dan mengantisipasi ancaman terorisme yang dapat saja terjadi di ajang tersebut.

“Hari ini kita dari BNPT memberikan penjelasan kepada INASGOC dengan seluruh tim disini mengenai bagaimana langkah-langkah untuk mengantisipasi kemunginan serangan teror dan sebagainya. Karena bagaimanapun juga yang namanya even-even internasional termasuk cabang olahraga menjadi sasaran dari orang-orang yang tidak sepaham dengan itu,” ujar Kepala BNPT, Suhardi Alius, usai melakukan pertemuan di kantor INASGOC, Gedung Serba Guna, Senayan, Jakarta, dalam siaran persnya, Senin (2/4).

Lebih lanjut kepala BNPT menjelaskan, selama ini pihaknya sudah melakukan studi banding ke Korea Selatan, yang mana negara tersebut sudah pernah menjadi tuan rumah Asian Games 2014 lalu di Incheon dan yang juga akan menjadi tuan rumah Olimpiade 2018 di Pyeongchang.

“Di sana (Korea Selatan) saya  melihat bagaimana mereka melakukan antisipasi agar serangan teror itu tidak terjadi selama pelaksanaan. Dan hasil studi banding itu yang menjadi dasar kita untuk kita sharing kepada panitia Asian Games 2018 yang akan digelar di Indonesia pada Agustus nanti,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini.

Menurut alumni Akpol tahun 1985 ini, lokasi-lokasi yang menjadi titik berkumpul para atlet dan ofisial negara peserta seperti lokasi penginapan dan tempat pertandingan tentunya akan diperketat dan menjadi salah satu lokasi fokus pengamanan. “Baik itu di Jakarta atau Palembang, pengamanan betul-betul kita utamakan untuk mengantisipasi adanya ancaman aksi teror oleh kelompok tertentu,” kata Kepala BNPT.

Untuk itu menurut mantan Kapolda Jawa Barat ini, dalam dua pekan mendatang pihaknya bersama INASGOC akan kembali melakukan pertemuan untuk membicarakan mengenai langkah-langkah riilnya untuk bisa mengaplikasikan mengenai bagaimana cara mengantisipasi agar ancaman teror itu tidak terjadi.

Sementara itu Presiden INASGOC, Erick Thohir dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa tujuan pihaknya mengundang BNPT adalah untuk menerima informasi dan masukan mengenai ancaman keamanan di Asian Games nanti khususnya ancaman terorisme.

“Saya rasa pertemuan ini penting sekali bahwa ini pencitraan Indonesia dan ini martabat Indonesia. Jadi apa yang sudah disampaikan Kepala BNPT tadi tentunya kita tidak bisa mikir sektor riil, tetapi kita harus mikir ASEAN GPD untuk Indonesia. Karena itu kita sangat menyambut dan memang ini berkeinginan dari kepanitiaan bagaimana kita bisa bersinergi,” ujar Erick Thohir..

Pria yang juga pengusaha ini juga berjanji bahwa pihaknya akan kembali melakukan pertemuan lanjutan dengan BNPT pada dua pekan mendatang untuk lebih mengintensifkan lagi mengenai apa yang sudah disampaikan Kepala BNPT mengenai kekurangan-kekurangan yang belum terpenuhi untuk mengantisipasi ancaman teror

“Karena ini tidak bisa hanya menjadi wacana, seperti apa yang disampaikan Kepala BNPT tadi bahwa ini harus segera action, karena waktunya sudah tidak lama lagi, tinggal 139 hari lagi. Jadi penting sekali kita bekerja dengan cepat dan insya allah dengan pengalaman beliau dengan tim beliau, saya rasa kita juga bisa meminimalkan daripada resiko-resiko yang tidak kita inginkan,” ujar pemilik klub sepakbola DC United dan Inter Milan ini mengakhiri.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement