Selasa 03 Apr 2018 04:49 WIB

Olahraga Menanah Jadi Tren di Masyarakat Perkotaan

Banyak bermunculan komunitas memanah.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
olahraga memanah juga sebagai ajang pembinaan sekaligus menggiatkan panahan tradisional yang merupakan warisan budaya bangsa Indonesia.
Foto: Dok. Daarul Quran
olahraga memanah juga sebagai ajang pembinaan sekaligus menggiatkan panahan tradisional yang merupakan warisan budaya bangsa Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Olahraga memanah yang sedang menjadi tren di masyarakat perkotaan pun melahirkan ba nyak komunitas. Salah satu nyaYouth Islamic Study Club (YISC) Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, dengan YISC Archery. Komunitas ini merupakan salah satu kegiatan minat dan bakat di Al Azhar.

Ketua YISC Archery, Lisa Har yati mengatakan, latar belakang komunitas ini untuk mem- perkenalkan olahraga sunnah dan mengajak masyarakat umum meramaikan masjid. Karenanya, komunitas ini tidak hanya dipe- runtukkan untuk anggota YISC Al Azhar, namun juga terbuka untuk umum.

Kegiatan di komunitas ini diantaranya pelatihan rutin yang dibagi ke dalam tiga level yaitu basic, intermediate dan advance. Biasanya di waktu tertentu kita suka mengadakan kegiatan khusus, seperti Archery coaching clinic, trial donasi, kata Lisa.

Selain pelatihan memanah, lan jut Lisa, juga mengadakan archery grading test yaitu kenaikan tingkat. Lisa mengungkapkan me manah memiliki tingkat kesulit an tertentu. Terutama bagi pemula biasanya tidak kuat menarik beban busur.

Sebab, meskipun olahraga me manah terlihat mudah, namun membutuhkan fisik yang kuat. Tarikan busur yang lumayan berat membutuhkan kekuatan fisik yang tinggi. Kendati demikian, memanah mempunyai banyak sekali manfaat antara lain melatih keseimbangan untuk mendapatkan ketepatan dalam memanah target.

Kemudian, melatih koordinasi mata dan tangan serta mental yang fokus. Lisa mengatakan, memanah dapat mengembangkan men tal fokus dan mengatasi stres termasuk bisa fokus kepada pekerjaan tanpa harus menunda.

Komunitas memanah lainnya, Kometa Archery memilih untuk menjadikan busur dan panah sebagai ajang pemberdayaan. Mahalnya busur dan anak panah disiasati dengan memproduksi peralatan panah sendiri. Mereka membuat busur dengan pipa pvc dan kayu kaso. Sementara anak panahnya diambil dari bambu.

Madmuda Hapsak, founder Kometa Archery menjelaskan, seba gai olahraga sunnah, panahan harus menjangkau semua kalangan. Termasuk ekonomi kelas menengah ke bawah. Dengan mem- produksi alat panah sendiri, banyak warga yang tak bisa membeli busur dan anak panah bisa tetap latihan panah. Kometa pun bisa mulai memasarkan produknya ke masyarakat dengan har ga murah. Panah itu harus bisa diakses semua kalang an, kata Madmuda.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement