REPUBLIKA.CO.ID, -- Perebutan gelar juara dunia antara Valentino Rossi dan rekan satu timnya, Jorge Lorenzo memuncak di Sepang 2015. Setelah balapan epik di Australia sepekan sebelumnya, kedua pembalap ini hanya terpisah 11 poin di klasemen menjelang dua balapan sisa di musim itu.
Beberapa pernyataan kontroversial Rossi tentang Marc Marquez di Australia membuncah pada sesi konferensi pers di Sepang. Rossi bagai menuang minyak ke dalam api.
Argumen ini berlanjut pada hari H balapan di mana terjadi peristiwa disebut 'Sepang Clash' antara Rossi dan Marquez. Rossi pun akhirnya dihukum start dari posisi terakhir di final Valencia, sehingga Lorenzo akhirnya dinobatkan sebagai juara dunia.
Mantan Manajer Tim Repsol Honda, Livio Suppo baru-baru ini angkat bicara tentang peristiwa tersebut. Menurutnya, reaksi penggemar di Australia dan Malaysia pada 2015 amat menyedihkan.
"Saya berbicara dengan banyak orang waktu itu dan mereka semua rata-rata mengatakan Marc tak melakukan kesalahan apapun di Philip Island. Sayangnya tuduhan Valentino di Sepang akhirnya mengganggu ritme olah raga ini," kata Suppo, dilansir dari Speedweek, Selasa (3/4).
Suppo menilai pernyataan Rossi di konferensi pers Sepang adalah sebuah kesalahan. Rossi menyerang Marquez.
"Dia (Rossi) mengambil kekuatan dan antusiasme publik. Valentino adalah Valentino. Dia adalah MotoGP sesungguhnya di Italia. Orang-orang pun masih mengeluh. Namun, ini masih sangat sulit saya pahami," katanya.
Fedration Internationale de Motocyclisme (FIM) meminta Honda tidak mempublikasikan data mesin Marquez pada waktu itu. Bagi Suppo, data bisa menunjukkan sesuatu, tapi data tidak bisa bicara. Itu sebabnya Honda memutuskan mengikuti permintaan FIM.
"Itu tidak akan mengubah apapun. Orang-orang berpikir dan percaya Valentino yang benar. Hal sama berlaku untuk kasus Marc," ujarnya.
Suppo menghargai Rossi sebagai pembalap, namun di matanya Rossi sempat merusak citra MotoGP lewat pernyataannya. Di pengujung tahun, hubungan Rossi dan Marquez perlahan membaik.
"Orang-orang tetap menyukai kejuaraan dunia MotoGP. Mungkin sekarang penggemarnya lebih banyak," katanya.