REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Fadlan Garamatan menyampaikan permintaan maaf atas videonya yang berisi ceramah dirinya mengenai adat di Papua. Ia tidak ingin video ceramahnya menimbulkan kesalahpahaman dan menyebabkan perpecahan.
"Saya Ustaz Fadlan Rabbani Garamatan menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat adat Papua atas kesalahpahaman dalam memahami isi kandungan video ceramah saya, yang telah diviralkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab," kata Ustaz Fadlan dalam konferensi pers di Matraman, Jakarta Timur, Senin (2/4).
Dia mengatakan, video viral tersebut merupakan rekaman yang sudah sangat lama. Oleh karena itu, kesalahpahaman mungkin saja terjadi mengingat isi dari video tersebut juga disesuaikan dengan kondisi pada waktu ceramah dilakukan.
Penyebaran video tersebut diduga disebarkan untuk membuat situasi toleransi beragama semakin panas di wilayah Indonesia Timur. Mengingat, beberapa waktu lalu beredar surat dari Persekutuan Gereja-gereja Jayapura (PGGJ) yang meminta menara Masjid Al-Aqsha Sentani dibongkar.
Ustaz Fadlan mengatakan, selama ini suasana kerukunan beragama di Papua sangat kondusif. Masyarakat Papua saling jaga menjaga karena toleransi merupakan ajaran yang memang telah dilakukan secara turun temurun.
"Mari sama-sama berdiri berdampingan, dengan gagasan, pikiran, dan karya nyata dalam pola pikir, pola sikap, dan pola tingkah, untuk saling asih, asah, asuh, dari rasa kita sendiri agar tercipta perubahan untuk kemajuan masyarakat dan negeri tercinta ini," ujar Ustaz Fadlan.
Sebelumnya, beredear video viral ceramah Ustaz Fadlan. Sejumlah kelompok masyarakat Papua kemudian menilai isi ceramah tersebut menghina pihaknya. Ustaz asli Fakfak ini pun sempat dilaporkan ke polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut terkait dakwahnya.