Selasa 03 Apr 2018 14:25 WIB

Transaksi Nontunai di Bali Meningkat

Tansaksi nontunai memberi manfaat lebih dari sisi kepraktisan dan efisiensi.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas Jasa Marga membantu pengendara melakukan transaksi nontunai menggunakan e-toll di gerbang tol. ilustrasi
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Petugas Jasa Marga membantu pengendara melakukan transaksi nontunai menggunakan e-toll di gerbang tol. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Jumlah transaksi nontunai di Provinsi Bali tercatat meningkat. Salah satu upaya menyukseskan Gerakan Nasional Nontunai (GNNT) di Pulau Dewata adalah memberlakukan 100 persen transaksi nontunai di Tol Bali Mandara sejak Oktober 2017.

"Kebutuhan uang tunai (outflow) masyarakat Bali sepanjang 2017 hanya Rp 17,8 triliun, turun dibanding Rp 18,1 triliun pada 2016. Ini diduga salah satunya karena meningkatnya transaksi nontunai," kata Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah, Layanan dan Administrasi di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Bali, Teguh Setiadi di Denpasar, Selasa (3/4).

Teguh mengatakan transaksi nontunai memberi manfaat lebih dari sisi kepraktisan, efisiensi, dan kemudahan menganalisis, monitoring, dan kontrol. Jumlah kartu uang elektronik yang terjual sudah melebih volume kendaraan yang melalui jalan Tol Bali Mandara. "Meski demikian banyak yang mengeluhkan saldo karena kurangnya sarana untuk melakukan isi ulang (top up)," kata Teguh.

Dominasi transaksi tunai di Indonesia masih sangat tinggi, mencapai 90 persen. Bank Indonesia (BI) pada 2014 menginisiasi GNNT dan Bali menjadi salah satu pilot percontohan.

Kepala Divisi Operasi PT Jasa Marga Bali Tol, Ahmad Izzi mengatakan layanan satu orang yang bertransaksi tunai di pintu tol setara dengan 10 orang yang bertransaksi nontunai. Meski sudah diberlakukan 100 persen nontunai, faktanya masih ada pengendara, khususnya sepeda motor yang nekat masuk tol tanpa membawa kartu unik. "Masih ada sekitar 37,5 persen pengguna Tol Bali Mandara masih belum menggunakan unik," kata Izzi.

Ini membuat pengguna jalan, khususnya sepeda motor kembali bertransaksi tunai yang pada akhirnya mengganggu kenyamanan pengguna unik di Tol Bali Mandara. Solusinya, perusahaan menyediakan gardu isi ulang unik sebelum gardu transaksi di pintu tol. Jasa Marga juga menambah jumlah gardu transaksi untuk sepeda motor di gerbang Tol Nusa Dua, dari awalnya dua gardu menjadi empat gardu. Harapannya ini bisa mengurai antrean sepeda motor yang kerap terjadi di pintu masuk tol. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement