Selasa 03 Apr 2018 16:04 WIB

Satu Prajurit TNI Tewas Baku Tembak di Papua

Dua anggota kelompok kriminal sipil bersenjata juga menjadi korban.

Red: Ratna Puspita
(Ilustrasi) Prajurit TNI.
Foto: Republika/ Prayogi
(Ilustrasi) Prajurit TNI.

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA — Jenazah Pratu Vicky Irad Uba Rumpasium diterbangkan ke Sorong, Papua, untuk dikebumikan di kampung halamannya pada Selasa (3/4) petang. Anggota TNI dari Yonif 751/Raiders itu gugur saat kontak tembak dengan kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) di Banti, Tembagapura, Papua, Ahad (1/4). 

Jenazah Pratu Vicky diterbangkan ke Sorong dengan penerbangan pesawat Pegasus Air dari Bandara Mozes Kilangin Timika sekitar pukul 15.15 WIT. Ikut mengantar jenazah Pratu Vicky yaitu Mayor Inf Alim selaku Kepala Seksi Personalia Brigade Infanteri 20 Ima Jaya Keramo.

Sebelum diberangkatkan ke Sorong, terlebih dahulu dilakukan upacara penghormatan secara militer dipimpin langsung oleh Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit. Hadir dalam upacara itu Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar dan sejumlah pejabat teras TNI dan Polri di lingkungan Kodam XVII Cenderawasih dan Polda Papua.

Selanjutnya, jenazah Pratu Vicky diserahkan kepada keluarga yang diterima oleh Yusuf. Selama berlangsungnya upacara penyerahan jenazah yang bertempat di Hanggar Bandara Mozes Kilangin Timika, media tidak diperkenankan meliput kegiatan tersebut.

Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen George Elnadus Supit belum bersedia memberikan komentar terkait kontak tembak dengan KKSB di Banti, Tembagapura yang menewaskan Pratu Vicky itu. "Nanti, belum selesai," ujarnya singkat ketika dimintai komentar. 

Kontak tembak antara anggota TNI dan KKSB di Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Mimika terjadi pada Ahad (1/4) petang. Dalam peristiwa itu, satu prajurit TNI Pratu Vicky gugur setelah diterjang peluru tajam pada bagian pelipis kiri. Sementara dari pihak KKSB, dua orang tewas dan sebagian lainnya mengalami luka-luka.

Operasi penertiban KKSB di Kampung Banti, Tembagapura dilakukan menyusul tindakan kelompok tersebut. Kelompok itu membakar gedung Rumah Sakit Waa-Banti, gedung SD dan SMP Negeri Banti dan beberapa rumah warga masyarakat.

Pihak KKSB sebelumnya pernah mengirim surat ke pihak manajemen PT Freeport Indonesia untuk segera mengaktifkan kembali RS Waa-Banti. Mereka juga meminta penerangan listrik di kampung yang berdekatan dengan area operasi pertambangan Freeport itu.

Operasional RS Waa-Banti maupun sekolah dan penerangan listrik di wilayah Banti terhenti total sejak 26 Oktober 2017. Kala itu, KKSB menguasai sejumlah kampung di sekitar Tembagapura seperti Kimbeli, Banti, Utikini Lama, area Longsoran hingga Opitawak.

Seluruh petugas medis, guru-guru dan operator listrik yang bertugas di Banti telah ditarik ke Timika sejak akhir Oktober 2017.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement