REPUBLIKA.CO.ID ,JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin di Istana Merdeka, Senin (2/4). KH Maruf Amin datang ke Istana bersama investor dari Jepang dan Taiwan.
Dalam pertemuan itu, KH Ma'ruf Amin bersama dua investor asing Sean Ishihara dan Camilla Liu. Sementara, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PB MDHW) Hery Haryanto Azumi mengatakan, bahwa pertemuan antara investor asing yang dibawa oleh KH Ma'ruf Amin dengan Presiden Jokowi, sangat positif. Apalagi sebelumnya, melalui jasa lobi-lobi KH Ma'ruf Amin, dua investor yang awalnya hendak berinvestasi ke India itu, jadi berbelok mau berinvestasi ke Indonesia.
"Melalui jasa Kiai Ma'ruf Amin, investor yang sebelumnya mau berinvestasi ke India tidak jadi. Kiai Ma'ruf membelokkannya ke Indonesia. Ini tentu sebuah ikhtiar yang patut diapresiasi," ujar Hery Haryanto Azumi kepada Republika.co.id, Selasa (3/4).
Hery ingin meluruskan soal adanya berita kurang sedap terkait pertemuan KH Ma'ruf Amin bersama para investor tersebut dengan Presiden Jokowi. Pasalnya, sebagian orang ada yang menyebut apa yang dilakukan Kiai Ma'ruf kurang elok karena menganggap Ketua MUI tidak perlu ikut camur masalah investasi.
Padahal, menurut Hery, justru pandangan seperti itu keliru. Seorang kiai sah-sah saja ikut campur urusan investor, apalagi itu masalah ekonomi. Tugas kiai dan ulama salah satunya adalah menjadi penyangga bagi keutuhan bangsa dan mendorong kemajuan negara.
"Sinergi antara ulama dan umara sangat diperlukan dalam upaya membangun sebuah bangsa. Jadi apa yang dilakukan Kiai Ma'ruf ini adalah bagian dari tugas ulama tersebut," ucap Hery.
Hery menuturkan, Kiai Ma'ruf merupakan ulama langka yang dimiliki bangsa ini. Kiai Maruf mempunyai konsen dalam memperjuangkan perberdayaan ekonomi umat. Menurut Hery, Kiai Ma'ruf ingin ada pembaharuan arus ekonomi yang semula dibangun dari atas, saat ini harus dibangun melalui bawah.
Gagasan tersebut secara terus menerus digelorakan oleh Kiai Ma'ruf dalam setiap kesempatan. Bahkan, tak hanya dalam bentuk gagasan, Kiai Maruf sudah mempraktikkannya selama ini. Sekadar contoh, beberapa waktu yang lalu Pendiri Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara (Penata) itu menginisiasi Koperasi Mitra Santri Nasional (KMSN) dan Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Umat (LPEU) yang telah diluncurkan oleh Presiden Jokowi, Maret 2018 lalu.
"Justru apa yang dilakukan oleh Kiai Ma'ruf ini menginspirasi kita semua, patut diteladani," kata Hery.