REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Selasa (3/4), mengatakan 84 warga Yaman telah tewas akibat wabah difteri sejak Oktober 2017. Jumlah korban tewas diprediksi akan bertambah karena masih banyaknya kasus difteri di negara tersebut.
WHO mengungkapkan saat ini terdapat sekitar 1.516 kasus terduga difteri di Yaman. Kasus ini tersebar di 20 dari 23 provinsi di Yaman. "ProvinsiIbb dan al-Hodeidah di Yaman tengah dan barat menjadi provinsi paling terpukul oleh penyakit itu," katanya, dikutip laman Anadolu.
Menurut WHO, difeteri merupakan jenis penyakit yang mudah sekali menular. Penyakit tersebut dapat tersebar seperti pilek, yakni melalui bersin, batuk, bahkan saat berbicara langsung dengan penderita.
Otoritas kesehatan Yaman baru-baru ini meluncurkan kampanye vaksinasi skala nasional. Hal itu merupakan salah satu upaya agar wabah penyakit, termasuk difteri, tak mudah menjangkiti warga di sana.
Yaman telah dilanda konflik sejak 2014. PBB mengatakan Yaman merupakan negara yang mengalami krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Peperangan telah menghancurkan infrastruktur vital di negara tersebut, seperti air dan sanitasi.
Tahun lalu, menurut PBB, lebih dari 1 juta anak Yaman terserang kolera. Kondisi itu merupakan salah satu dampak akibat hancurnya infrastruktur air dan sanitasi di negara tersebut.