REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan uji coba pelaksanaan sistem korporasi petani melalui koperasi akan dilakukan di sembilan titik di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Amran mengatakan ketiga provinsi tersebut akan difokuskan untuk pelaksanaan Korporasi Petani karena wilayah tersebut menyumbang 70 persen produksi padi dari seluruh Indonesia.
"Intinya koperasi kita korporasikan. Tujuannya mempercepat proses pascapanen. Sekarang sudah mulai jalan di Jawa Timur. Percobaan ini ada sembilan titik," ucap Amran usai Ratas Pembahasan Modernisasi Industri Beras di Gedung Kementerian Pertanian Jakarta, Selasa (3/4).
Ia menjelaskan dalam Program Korporasi Petani ini, Kementerian Pertanian akan melakukan pendampingan termasuk memberi pelatihan dalam pengemasan agar petani mendapat nilai tambah dari hasil penjualan gabahnya. Mentan berharap Korporasi Petani dapat memotong rantai pasok, menekan harga beras di tingkat konsumen sehingga harga beras akan stabil serta meningkatkan kesejahteraan petani dengan peningkatan pendapatan.
"Petani akan diajari, diberikan edukasi. Ini bisa efisien contohnya kemarin mereka membeli gabah Rp 4.200 sampai Rp 4.700, lalu bisa dijual lagi Rp 8.000 sampai Rp 9.000. Itu kan bagus," tutur Amran.
Ia menambahkan Korporasi Petani akan didukung oleh sinergi Perum Bulog dan BUMN Pangan yang terdiri dari PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Pupuk Indonesia Pangan dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero). Perusahaan pelat merah tersebut juga telah ditugaskan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno untuk menyerap gabah kering petani di berbagai wilayah.