REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Puluhan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) melalukan aksi unjuk rasa penolakan kenaikan BBM non subsidi, Selasa (3/4) sore. Demo tersebut merupakan kelanjutan dari aksi sebelumnya yang dilakukan pada Kamis (29/3) lalu.
Pada waktu itu para mahasiswa tidak bisa menemui satu pun wakil rakyat di DPRD Kota Sukabumi karena semuanya tidak berada di kantor dewan. "Sesuai dengan rencana, kami mendatangi kembali gedung dewan untuk menyampaikan tuntutan penolakan kenaikan harga Pertalite," ujar Ketua Departemen Kebijakan Publik KAMMI Daerah Sukabumi, Oksa Bachtiar Camsyah.
Mahasiswa lanjut dia meminta kalagan DPRD Sukabumi untuk menyampaikan aspirasi ke DPR RI. Targetnya wakil rakyat di senayan bisa menindaklanjuti tuntutan dari para mahasiswa.
Oksa mengatakan, kenaikan tersebut akan membawa dampak bagi masyarakat khusunya warga tidak mampu. Di mana beban hidup warga akan semakin bertambah dibandingkan sebelumnya.
Kesengsaraan ini lanjut Oksa akan terus bertambah karena akan datangnya bulan puasa. Di mana harga barang kebutuhan pokok masyarakat akan mengalami kenaikan.
Selain menolak kenaikan harga BBM ujar Oksa, mahasiswa juga menuntut pemerintah untuk menjaga ketersediaan BBM subsidi bagi masyarakat miskin. Tuntutan lainnya yakni meminta pemerintah untuk mengembalikan harga BBM dan mengajak seluruh masyarakat Indonesia khususnya Sukabumi untuk menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM.
"Aksi dari para mahasiswa ini ditanggapi oleh sejumlah anggota DPRD Kota Sukabumi. Aspirasi akan disampaikan ke DPR RI di Jakarta," cetus Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi Kamal Suherman.