REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan mendapat banyak pertanyaan tentang pembangunan Stadion BMW. Ia pun memberikan angin segar tentang rencana pembangunan fasilitas olahraga tersebut.
"Ini yang banyak paling ditanyakan terutama setiap kami menghadiri pertandingan Persija," kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (3/4) malam.
Menurut Sandiaga, peraturan gubernur (pergub) yang mengatur pembangunan fasilitas itu sudah ditandatangani pekan lalu. Hingga saat ini sudah ada 10 perusahaan yang mengajukan surat perjanjian bisnis (letter of intent) kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk menjadi pemrakarsa.
Sandiaga menilai proyek ini sangat mendesak dan harus cepat direalisasikan. Oleh karena itu, Pemprov DKI memilih skema unsolicited untuk proyek ini. Artinya, prakarsa proyek kerja sama diajukan badan usaha swasta di luar proyek yang diajukan pemerintah.
Sandiaga menambahkan, konsultasi publik akan dimulai pada akhir April. Tahap ini akan dilanjutkan dengan fase pra-uji kelayakan (pra-feasibility study). Proses ini akan diikuti finalisasi persiapan, termasuk pembuatan desain awal (detailed engineering design/DED) sekitar akhir Mei.
Proses lelang proyek akan dilakukan pada Agustus. Pada Oktober hingga September, Pemprov DKI berharap sudah dapat menunjuk pemrakarsa yang akan menangani proyek ini.
Sandiaga berharap proses pengerjaan awal Stadion BMW dapat dimulai pada Oktober. Nilai investasi baru dapat ditentukan setelah desain dibuat, yakni pada bulan Mei.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, pembangunan Stadion BMW akan dilakukan dengan skema kemitraan antara pemerintah dan badan usaha (KPBU). Dengan skema ini, Pemprov DKI hanya akan menyediakan lahan untuk stadion. Pembangunan akan diserahkan sepenuhnya kepada pihak swasta yang ingin bermitra.
Sandiaga berharap gambaran umum proyek (business case) dapat diselesaikan pada kuartal kedua 2018. Begitu proses ini selesai, penawaran (bidding) akan segera dilakukan. Kendati business case masih disusun, Sandiaga mengklaim sudah ada tujuh perusahaan menawarkan diri untuk menjadi investor.
Ia memproyeksikan bahwa kemitraan ini akan menjadi kerja sama jangka panjang. Pihak swasta tak hanya akan membangun stadion, tapi juga mengelola, memelihara, dan mengoptimalisasikan aset yang dibangun.
Keputusan ini diambil karena anggaran yang tersedia pada APBD DKI sangat terbatas. Dana yang ada akan dialokasikan untuk pendidikan, kesehatan, dan membuka lapangan kerja.
Saat ini, Pemprov DKI juga dibebani dengan dua dua aset baru yang terkait proyek Asian Games 2018, yaitu velodrome dan equestrian. "Bapak, kalau dijumlahkan, saya perlu sekitar Rp 30-40 miliar per tahun untuk perawatannya di velodrome. Dan kita tidak mampu, Pak," kata Sandiaga.