Rabu 04 Apr 2018 07:47 WIB

Pejabat Inggris Nyatakan Solidaritas dengan Pemerintah Kurdi

Dalam kunjungan itu mereka berjanji untuk mendukung Kurdi dalam menghadapi ancaman.

Rep: Marniati/ Red: Winda Destiana Putri
Seorang pria Kurdi menaiki kuda dan membawa bendera mendukung referendum di Erbil, Irak.
Foto: Aljazeera
Seorang pria Kurdi menaiki kuda dan membawa bendera mendukung referendum di Erbil, Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pejabat partai Buruh Inggris mengunjungi otoritas yang dipimpin Kurdi di Suriah utara. Dalam kunjungan itu mereka berjanji untuk mendukung Kurdi dalam menghadapi ancaman serangan.

"Kami di sini untuk menjalin hubungan jangka panjang di mana kami dapat mendukung Anda melawan semua orang yang mencoba untuk menghancurkan kebebasan Kurdi. Kami juga membawa, dengan sepenuh hati, solidaritas kami," kataMaurice Glasman dikota Qamishli. Qamishli adalah wilayah negara yang sebagian besar dikuasai pasukan Kurdi Suriah.

Glasman mengatakan mereka akan melakukan tur ke bagian utara Suriah untuk bertemu pejuang YPG dan afiliasi YPJ, serta dewan sipil setempat.

Sementara itu, pejabat partai Buruh lainnyaLloyd Russell-Moyle mengatakan mereka akan menyampaikan kembali kepada parlemen Inggris terkait hasil kunjungan ini. Dia berharap akan ada pengawasan yang lebih baik dari penjualan senjata ke Turki.

"Kami ingin mengatakan kami bersamamu berdampingan," katanya.

Bulan lalu, pasukan Turki merebut wilayah Afrin di Suriah. Mereka mengusir milisi YPG Kurdi yang dinggap ancaman oleh Turki di sepanjang perbatasannya.

Turki menyebut YPG sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan yang dilarang (PKK). PKK telah melancarkan pemberontakan selama puluhan tahun di tanah Turki.

Sejak dimulainya konflik multi-sengketa Suriah, YPG dan sekutunya telah mengukir kantong otonom di utara. Mereka mendirikan sistem pemerintahan federal. Kekuatan YPG tumbuh setelah mengambil wilayah yang luas dari ISIS dengan bantuan AS.

Seorang anggota tertinggi dari pemerintahan Kurdi di utara, Abed al-Karim Omar mengatakan kedatangan kelompok Inggris menandai delegasi tingkat tinggi publik pertama.

"Ada pertemuan yang sebelumnya tidak diumumkan. Tapi ini adalah kunjungan pertama dengan cara resmi ini. Para anggota parlemen akan membahas Afrin dan puluhan ribu warga terlantar di sana," kata Omar, dilansir Reuters.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement