Rabu 04 Apr 2018 09:34 WIB

Pelaku Penembakan Sasar Kantor YouTube, Tiga Orang Terluka

Seorang wanita yang diyakini sebagai penembak, tewas di dalam gedung.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Nidia Zuraya
Police line
Foto: Wikipedia
Police line

REPUBLIKA.CO.ID, SAN BRUNO -- Polisi menyebutkan setidaknya tiga orang terluka dalam penembakan di markas YouTube pada Selasa (3/4) waktu setempat. Pelaku penembakan yang menurut polisi adalah seorang wanita, meninggal karena luka tembak yang ditimbulkannya sendiri.

Kepala Departemen Kepolisian San Bruno Ed Barberini mengatakan pada konferensi pers bahwa tiga korban telah diangkut dengan luka tembak. Awalnya dia mengindikasikan bahwa ada empat korban penembakan. Namun ternyata satu orang terluka saat melarikan diri dari gedung, tetapi tidak ditembak.

Para korban tembakan dibawa ke rumah sakit umum Zuckerberg San Francisco. Itu adalah satu-satunya pusat trauma tingkat 1 di San Francisco.

Juru bicara rumah sakit Brent Andrew mengatakan dalam konferensi pers bahwa seorang pria berusia 36 tahun berada dalam kondisi kritis. Sedangkan seorang wanita berusia 32 tahun dalam kondisi serius dan seorang wanita berusia 27 tahun dalam kondisi baik.

Seorang ahli bedah trauma di San Fransisco General Dr Andre Campbell mengatakan bahwa luka-luka itu tampaknya tidak ditimbulkan oleh senjata tipe AK-47 atau AR-15. Namun dia menyesalkan frekuensi penembakan massal yang terus berlanjut.

Polisi menemukan seorang wanita yang diyakini sebagai penembak, tewas di dalam gedung akibat luka tembakan yang ditimbulkan sendiri. Pada konferensi pers sekitar pukul 02.30 siang waktu setempat, kepala polisi Barberini mengatakan polisi menyisir gedung dengan cara yang lambat, metodis dan tidak mengesampingkan kemungkinan penembak kedua. Namun dia mengatakan tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa ada orang lain di sana.

Ketika polisi tiba, dua menit setelah menerima panggilan 911, mereka harus menerobos melalui karyawan YouTube yang berhamburan melarikan diri dari gedung. Banyak karyawan yang diwawancarai di luar mengatakan mereka awalnya mengira bahwa itu adalah latihan kebakaran. Sedangkan yang lain mengatakan bahwa mereka berlari ketika orang-orang mulai berteriak bahwa ada penembak.

Seorang insinyur perangkat lunak senior di YouTube Zach Vorhies (37 tahun) mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa dia sedang duduk di mejanya ketika alarm kebakaran berbunyi. Kemudian dia meraih skateboard elektriknya dan menuju pintu keluar belakang.

Saat dia turun karena ada tumpukan kerikil dia mendengar seseorang berteriak dan melihat seorang laki-laki terbaring tak bergerak di salah satu area makan di luar kantor. "Ada titik merah di perutnya dan dia berbaring telentang, tidak bergerak," katanya. "Saya melihat darah membasahi bajunya."

Dia menjelaskan sekitar 25 kaki dari korban seorang lelaki bertubuh kekar berteriak-teriak, "kemarilah." Vorhies mengira pria itu penembak, tetapi dia tidak melihat pistol.

Dia mengatakan mungkin sebenarnya dia telah mencela si penembak. Menurutnya ruang makan dapat dicapai dari parkir yang berdekatan tanpa harus menunjukkan tanda pengenal karyawan.

Sementara di tempat parkir 200 atau lebih karyawan telah dievakuasi, petugas polisi bersenjata mengarungi kerumunan tersebut. Polisi meminta karyawan yang menyaksikan kejadian secara langsung untuk maju dan sekitar 20 lebih orang, beberapa terlihat bingung, berjalan ke petugas.

Seorang karyawan YouTube yang sebelumnya bekerja di The New York Times, Vadim Lavrusik, mencicitkan tentang kejadian itu tepat sebelum jam 01.00 siang. Dia mengatakan bahwa ada penembak aktif di YouTube HQ dan saat duduk di mejanya, dia mendengar tembakan dan melihat orang orang berlarian. Awalnya dia terjebak bersama rekan-rekannya, namun beberapa saat kemudian dia kembali mencicit di Twitter bahwa dia telah dievakuasi dengan aman.

Kepala eksekutif Google yang memiliki YouTube Sundar Pichai mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa sore. "Google melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung mereka dan keluarga mereka saat ini," katanya.

Pada pukul 14.15 Presiden Trump telah diberi tahu tentang penembakan itu. Dia mencicitkan di Twitter bahwa pikiran dan doa untuk para korban. Dan juru bicara divisi San Francisco FBI Cameron Rogers Polan mengatakan dalam email bahwa agensi itu telah menghubungi polisi San Bruno.

Dilaporkan The New York Times,namapenembak belum dirilis hingga Selasa malam dan motivasinya tidak diketahui. Jenis kelamin tersangka patut dicatat, karena penembakan massal hampir selalu dilakukan oleh laki-laki. Sebuah studi FBI yang dirilis pada tahun 2014 menemukan bahwa dari tahun 2000 hingga 2013 perempuan hanya bertanggung jawab atas enam dari 160 penembakan massal di Amerika Serikat (AS).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement