Rabu 04 Apr 2018 12:50 WIB

Ini Tanggapan Menag Soal Puisi Kontroversial Sukmawati

Lukman yakin Sukmawati tidak berniat menghina dan melecehkan agamanya sendiri

Rep: Muhyiddin/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan sambutan pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pendidikan Islam Kementerian Agama di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Rabu (14/3).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan sambutan pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pendidikan Islam Kementerian Agama di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Rabu (14/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menanggapi soal puisi kontroversial putri pendiri bangsa Soekarno, Sukmawati. Menurut Lukman, puisi berjudul 'Ibu Indonesia' itu perlu dinilai oleh para ahli, sehingga baru bisa dikatakan bermasalah atau tidak.

"Jadi menurut saya begini silahkan para ahli yang menilai karena itu kan puisi ya bentuk ekspresi seseorang mengungkapkan apa yang dia rasakan, apa yang dia pikirkan, apa yang dia ketahui dalam bentuk tulisan itu," ujar Lukman kepada wartawan di Kantor Kemenag, Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (4/4).

Lukman pun memiliki pandangan tersendiri terkait puisi yang viral tersebut. Seperti tentang cadar yang disinggung dalam puisi itu, menurut Lukman, umat Islam sendiri memiliki pandangan berbeda apakah hal itu merupakan syariat Islam atau tidak.

"Katakanlah cadar sekarang ini di internal umat Islam sendiri kan ini apakah itu syariat atau tidak, itu kan juga umat Islam tidak dalam satu pandangan yang utuh itu. Jadi hal-hal seperti ini menurut saya mari kita dialogkan," ucap Lukman.

Menurut Lukman, akan lebih baik lagi jika Sukmawati dengan jiwa yang besar juga menyampaikan permohonan maaf kepada kelompok-kelompok yang merasa tersinggung dengan puisinya. Namun, Lukman merasa yakin bahwa apa yang disampaikan Sukmawati dalam puisinya tidak ada niat untuk mengusik perasaan umat Islam.

Lukman juga mengaku kenal dengan Sukmawati, sehingga Lukman meyakini Sukmawati tidak mempunyai tujuan-tujuan tertentu dan tidak membenci Islam yang notabene agamanya sendiri.

"Karena saya yakin beliau sama sekali tidak ada iktikad sedikit pun untuk apa yang mengusik kenyamanan perasaan umat Islam apalagi untuk melecehkan, apalagi untuk menghina dan seterusnya," kata Alumni Ponpes Gontor ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement