REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Maraknya berita bohong atau hoaks menyasar hampir seluruh aspek informasi seiring kemajuan teknologi. Dunia perbankan juga dianggap rawan disasar hoaks yang meresahkan masyarakat.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat Irjen Pol Agung Maryoto mengatakan perbankan tak luput dari sasaran hoaks. Padahal layanan perbankan membutuhkan rasa kepercayaan, apabila hilang kepercayaan kepada bank maka akan berdampak tidak terlaksananya fungsi intermediasi perbankan yang berakibat pada melemahnya kegiatan perekonomian.
"Perbankan ini ciri-cirinya rasa percaya terhadap perbankan harus tinggi. Tapi dengan era media sosial ini bisa saja dipermasalahkan," kata Agung usai menghadiri Deklarasi dan Penandatanganan Perbankan Tolak Hoaks di Gedung Bank Indonesia Jawa Barat, Kota Bandung, Rabu (4/4).
Agung menyebutkan banyak isu-isu berkaitan dengan perekonomian yang menjadi target empuk oknum-oknum tidak bertanggungjawab. Mulai dari isu terkait pecahan uang dan keamanan perbankan yang dibuat viral dan meresahkan masyarakat.
Oleh karenanya pihaknya menggandeng perbankan seluruh Jawa Barat untuk sama-sama mendukung penolakan terhadap hoaks. Lembaga perbankan juga harus ikut ambil peran untuk menjaga kepercayaan masyarakat. "Maka saya imbau kepada komunitas perbankan sama-sama mendeklarasi anti hoaks dan membantu kepolisian apabila ada menemukan konten-konten yang berkaitan dengan perbankan yang belum tentu benar, sehingga bisa lakukan langkah-langkah penyelidikan," ujarnya.
Ia berharap perbankan bisa terus memberikan informasi terkini terkait perekonomian. Apabila ada isu hoaks yang beredar bisa langsung dikonfirmasi sehingga perekonomian khususnya di Jawa Barat bisa tetap terjaga dengan baik.