REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Mohammad Siddik, mengatakan sangat menyesalkan seorang publik figur seperti Sukmawati Soekarnoputri membuat puisi yang dinilainya menyinggung perasaan dan keyakinan umat Islam. Terlepas dari apakah Sukmawakti suka atau tidak pada syariat Islam, menurutnya, puisi yang dibuatnya telah menyinggung dan menimbulkan kemarahan di kalangan umat Islam.
"Kita sangat menyesalkan puisi Sukmawati, yang menyinggung salah satu unsur syariat Islam. Dengan begitu, dia menempatkan dirinya sendiri pada tempat terhina," kata Siddik, saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (4/4).
Siddik mengatakan, syariat Islam adalah kewajban setiap Muslim untuk melaksanakannya. Dia menilai, membandingkan suara kidung dengan alunan azan sangatlah tidak proporsional. Menurutnya, azan adalah panggilan Allah yang disuarakan oleh manusia untuk memberitahu waktu shalat. "Karenanya, suara kidung tidak sebanding dengan panggilan Allah untuk melaksanakan shalat," tegasnya.
Namun, dia mengatakan, tidak keberatan dengan wanita yang memakai konde. Dikatakan Siddik, jika Sukmawati tidak perlu membandingkan konde dengan cadar. Di dalam Islam, menurutnya, cadar tetap menjadi salah satu bagian dari syariat. Walaupun, ada sebagian ulama yang membolehkan mengenakannya dan tidak.
Baca Juga: FKUB dan MUI Jepara Tanggapi Polemik Puisi Sukmawati
Sebagai seorang tokoh dan juga anak dari proklamator kemerdekaan Indonesia, Siddik mengatakan, Sukmawati seharusnya memahami dan mempelajari tentang Islam dan perbedaannya dengan budaya. Apalagi, kata dia, Soekarno merupakan pemimpin bangsa yang juga menghargai Islam dan tidak akan menyinggung umat Islam.
Terkait ini, dia mengatakan, kasus menyangkut Sukmawati perlu dilaporkan ke pihak kepolisian karena dinilai mengandung SARA. Dia menilai, pelaporan untuk kasus Sukma tidak berlebihan, agar tidak terjadi pengulangan semacam kasus itu.
"Tidak berlebihan jika dilaporkan, karena puisi itu sangat tidak wajar dan tidak pantas. Seorang warga Indonesia menghina dan membandingkan antara agama dan budaya," tambahnya.
Berikut puisi yang dibacakan Sukmawati di ajang Indonesia Fashion Week 2018 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (28/3).
Ibu Indonesia
Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut
Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia
Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azanmu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi
Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.