REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina ditunjuk pemerintah untuk mengelola Blok Mahakam yang selama ini dikelola oleh Total E&P yang sudah habis masa kontraknya. Pertamina membentuk anak usaha yang nantinya akan khusus mengurusi Blok Mahakam ini, yaitu Pertamina Hulu Mahakam (PHM).
Semula, pemerintah meminta Pertamina untuk mencari partner dalam mengelola blok Mahakam. Namun hingga kini masih sepi peminat. Direktur Utama Pertamina Hulu Mahakam, Ida Yusmiati menjelaskan salah satu alasan mengapa Pertamina akhirnya sepakat atas usulan pemerintah untuk sepenuhnya mengelola Blok Mahakam karena berdasarkan penunjukan.
Ia juga mengatakan, saat ini pihak PHM juga terus melakukan alih proses pengelolaan blok Iskal dan Attaka. "Ini proses yang panjang, kami menerima dari manajemen untuk bisa mengelola itu," ujar Ida di Gedung Parlemen, Rabu (4/4).
Ida menilai, keputusan pemerintah menunjuk pertamina untuk mengelola blok blok migas memang merupakan salah satu kesempatan besar bagi Pertamina. Sebagai perusahaan plat merah, Ida mengatakan, Pertamina perlu menjaga aset dan cadangan migas ini untuk keberlangsungan cadangan dalam negeri.
Ia mengatakan, baik Blok Mahakam, Blok Iskal dan Attaka ataupun Blok East Kalimantan bisa dikerjakan oleh Pertamina dengan menerapkan sinergi dan efisiensi. "Tentunya dalam hal ini kita melihat keseluruhan. Ini asset yang penting. Ini dengan sinergi area-area di Kaltim dalam mengelola Mahakam, dan Sanga-Sanga, Iskal kami kan operasinya besar. Dengan adanya sinergi, kami masih bisa mengelola east Kalimantan dengan efisiensi," ujar Ida.