REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengatakan militer tidak akan mengubah respon mereka terhadap protes massa pimpinan Hamas di dekat perbatasan Gaza dengan Israel. Ia memperingatkan demonstran agar tidak mendekati perbatasan karena akan membahayakan nyawa mereka.
"Kami telah menetapkan aturan dasar yang jelas dan kami tidak berniat untuk mengubahnya. Siapa pun yang mendekati perbatasan akan menempatkan hidupnya dalam bahaya," kata Lieberman saat berkunjung ke sebuah pertanian komunal Israel di dekat Gaza.
Hal ini disampaikan Lieberman di lokasi demonstrasi yang menewaskan 18 warga Palestina akibat tembakan Israel. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada Selasa, seorang pria Gaza berusia 25 tahun tewas oleh tembakan Israel ketika dia melempar batu ke daerah pagar perbatasan.
Komentar Lieberman kemungkinan akan meningkatkan korban tewas saat demonstrasi lainnya yang direncanakan pada Jumat ini.
Duta besar Palestina di PBB, Riyad Mansour, mengajukan banding ke Dewan Keamanan PBB untuk meminta perlindungan internasional bagi warga sipil Palestina, terutama di Gaza. Ia mengatakan Israel telah mengadopsi kebijakan tembak-untuk-membunuh selama demonstransi damai.
Mansour mendukung keras seruan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk melakukan penyelidikan independen atas pembunuhan itu. Ia menuduh Israel dengan sengaja dan sistematis melanggar kewajiban hukumnya untuk melindungi warga sipil.
Kelompok internasional Human Rights Watch menuduh Lieberman dan pejabat senior Israel lainnya secara ilegal menyerukan penggunaan senjata api terhadap demonstran Palestina. Padahal demonstran tidak menimbulkan ancaman.
Mansour mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa jumlah orang yang terluka lebih dari 1.500 orang. Termasuk lebih dari 750 dengan peluru tajam dan 148 peluru baja berlapis karet.
Militer Israel mengaku tidak mempercayai jumlah korban luka yang disampaikan Otoritas Palestina. Menurut Israel, jumlah korban luka sekitar belasan orang.
Para pejabat Israel mengatakan tentara di daerah perbatasan memiliki perintah untuk menargetkan mereka yang mendekati perbatasan. Dalam kekerasan yang terjadi Selasa lalu, militer mengatakan puluhan warga Palestina telah berpartisipasi dalam kerusuhan di empat lokasi di sepanjang perbatasan. Tentara telah menembaki para tersangka yang merusak pagar perbatasan.
Human Rights Watch mengatakan Israel tidak menunjukkan bukti bahwa pelemparan batu atau kekerasan lain secara serius mengancam tentara di sisi lain perbatasan. "Tingginya angka kematian dan korban luka adalah konsekuensi dari pemberian kelonggaran kepada tentara untuk menggunakan kekuatan di luar situasi yang mengancam jiwa dan melanggar norma-norma internasional. Ditambah lagi dengan budaya impunitas yang sudah berlangsung lama di dalam tentara Israel untuk pelanggaran serius, "kata kelompok itu.
Seorang pejabat senior Hamas, Ismail Radwan, mengatakan aksi demonstransi akan terus dilakukan sesuai rencana meskipun ada ancaman dari Lieberman. "Komentar terakhir menteri pertahanan Israel menunjukan lebih banyak bukti kejahatan perang yang dia lakukan di Gaza pada Jumat lalu," katanya.
Lieberman telah menolak permintaan internasional untuk investigasi independen atas peristiwa itu.