REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Rusia sudah meminta Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan pekan ini untuk membicarakan tudingan Inggris atas Rusia soal kematian mantan intelijen Rusia, Sergei Skripal di Salisbury Inggris bulan lalu.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan Rusia meminta Dewan Keamanan PBB untuk menggelar pertemuan pada Kamis (5/4) ini. Nebenzia menyatakan pertemuan itu juga akan menyinggung isi surat 13 Maret yang dikirimkan Perdana Menteri Inggris Theresa May kepada PBB yang menuduh Moskow bertanggung jawab atas kematian Skripal, demikian dilansir Reuters, Rabu (4/4).
15 anggota Dewan Keamanan PBB sudah menggelar pertemuan terkait kematian Srkipal pada 14 Maret lalu atas permintaan Inggris. Isu yang dibahasa adalah serangan yang menyebabkan Skripal dan putrinya tewas.
Sergei Skripal dan putrinya Yulia di Salisbury, Inggris pada 4 Maret lalu akibat racun yang mematikan saraf. Inggris, Amerika, dan sejumlah negara lain menuding Moskow ada di balik peristiwa itu. Moskow membantah tuduhan itu.
Negara-negara Barat lalu ramai-ramai mendeportasi para diplomat Rusia. Moskow membahas dengan aksi dan jumlah yang sama. Rusia memulangkan 60 diplomat AS.
Sementara Prancis, Jerman, dan Polandia masing-masing empat diplomat, Ukraina 13 diplomat, ssrta Denmark, Albania dan Spanyol masing-masing dua diplomat yang dipulangkan oleh Moskow. Inggris sendiri sudah mengeluarkan 23 diplomat Rusia dari negara mereka.
Moskow mengancam akan mengeluarkan diplomat negara lain bila memilih bergabung bersama Washington dan London menuding Moskow meracun seorang mantan intelijennya.