REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Permusyawatan Rakyat (DPR) RI, Zulkifli Hasan, menyambut positif permintaan maaf Sukmawati Soekarnoputri kepada Umat Islam atas puisi kontroversialnya, berjudul Ibu Indonesia. Oleh karena itu, Zulkifli berharap agar kasus puisi tersebut tidak menjadi polemik yang berkepanjangan.
"Lantunan azan adalah panggilan kepada umat untuk menentramkan hati sebelum shalat. Semoga permohonan maaf dari Mbak Sukmawati menenangkan ibu pertiwi yang gundah dan menyelesaikan polemik yang meresahkan," ujar Zulkfili dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/4).
Sementara untuk laporan masyarakat terhadap Sukmawati ke Kepolisian juga harus dihormati dan tidak bisa diintervensi. Zulkifli berharap kasus yang menimpa putri Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno itu menjadi pelajaran bagi siapa pun untuk lebih hati-hati dalam bertutur, terutama yang berkaitan dengan hal sensitif seperti agama.
"Terlepas dari proses hukum yang sedang terjadi, Mbak Sukmawati kelihatannya sudah menyadari kekeliruannya dan meminta maaf," ungkapnya.
Sebelumnya, Sukmawati Soekarnoputri angkat bicara soal puisi yang banyak dikecam sejumlah pihak. Menyadari hal itu, ia pun akhirnya meminta maaf kepada umat Islam Indonesia. Ada total lima poin yang dibacakan Sukmawati dalam konferensi pers ini. Permintaan maaf itu merupakan poin kelima. Namun, saat membacakan poin kelima itu, Sukmawati menangis dan suaranya terdengar sesenggukan
"Saya menyampaikan permohonan maaf atas puisi tersebut yang dianggap melukai hati umat Islam," tutur Sukmawati dalam jumpa persnya.