Kamis 05 Apr 2018 07:11 WIB

Winston Churchill Mundur dari Jabatan PM Inggris pada 1955

Churchill membawa Inggris Raya dan sekutu melalui krisis selama Perang Dunia II.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Winston Churchill
Foto: reuters
Winston Churchill

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sir Winston Leonard Spencer Churchill mengundurkan diri sebagai perdana menteri Inggris, pada 5 April 1955. Ia merupakan pemimpin Inggris yang telah membawa Inggris Raya dan sekutu melalui krisis selama Perang Dunia II.

Dilansir di History, Churchill lahir di Blenheim Palace pada 1874, dan kemudian bergabung dengan British Fourth Hussars setelah kematian ayahnya pada 1895. Selama lima tahun berikutnya, ia menjalani karir militer di India, Sudan, dan Afrika Selatan, dan menghadapi beberapa kali pertarungan.

Pada 1899, ia mengundurkan diri dari komisinya untuk berkonsentrasi pada karier sastra dan politiknya. Pada 1900, ia terpilih menjadi anggota parlemen Konservatif dari Oldham.

Lalu pada 1904, ia bergabung dengan kaum liberal, bertugas di sejumlah pos penting sebelum diangkat sebagai Britains First Lord of the Admiralty pada 1911. Di jabatannya itu, ia bertugas untuk mempersiapkan angkatan laut Inggris dalam menghadapi perang.

Pada 1915, tahun kedua Perang Dunia I, Churchill dianggap bertanggung jawab atas perang Dardanelles dan Gallipoli yang membawa bencana. Ia kemudian dikucilkan dari pemerintah koalisi perang.

Namun, pada 1917, ia kembali ke dunia politik sebagai anggota kabinet di pemerintahan Liberal Lloyd George. Dari 1919 hingga 1921, ia menjadi menteri luar negeri untuk perang. Kemudian, pada 1924, ia kembali ke Partai Konservatif.

Setelah pecahnya Perang Dunia II di Eropa, Churchill kembali ke posnya sebagai First Lord of the Admiralty dan delapan bulan kemudian ia menggantikan Neville Chamberlain sebagai perdana menteri pemerintah koalisi baru. Pada tahun pertama pemerintahannya, Inggris berdiri sendiri melawan Nazi Jerman.

Churchill menjanjikan negaranya dan dunia bahwa Inggris tidak akan pernah menyerah. Dia mengumpulkan rakyat Inggris untuk melakukan perlawanan. Ia juga merangkul ahli strategi Franklin D Roosevelt dan Joseph Stalin ke dalam aliansinya.

Setelah kemenangan Partai Buruh pascaperang pada 1945, ia menjadi pemimpin oposisi. Pada 1951, Churchill kembali terpilih sebagai perdana menteri.

Pada 1953, ia dianugerahi gelar bangsawan oleh Ratu Elizabeth II dan dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang sastra. Setelah pensiun sebagai perdana menteri, ia tetap di Parlemen sampai 1964, satu tahun sebelum kematiannya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement