Kamis 05 Apr 2018 08:35 WIB

BRI Dorong Gerakan Nontunai ke Masyarakat Babel

Transaksi pembayaran nontunai di Indonesia baru 0,6 persen.

Direktur Konsumer Bank BRI Handayani (kiri) bersama Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman usai mwlakukan  penandatanganan Nota Kesepahaman antara Bank BRI dengan Pemprov Kepulauan Babel di Jakarta. Melakui kerjasama ini Bank BRI bertujuan mendorong Gerakan Nasional Non-Tunai ke masyarakat Kepulauan Babel.
Foto: BRI
Direktur Konsumer Bank BRI Handayani (kiri) bersama Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman usai mwlakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Bank BRI dengan Pemprov Kepulauan Babel di Jakarta. Melakui kerjasama ini Bank BRI bertujuan mendorong Gerakan Nasional Non-Tunai ke masyarakat Kepulauan Babel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk terus mendorong Gerakan Nasional Nontunai (GNTT) di seluruh penjuru negeri. Kali ini, dorongan dilakukan untuk masyarakat di Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Menurut survei yang dilakukan oleh McKinsey pada tahun 2013, porsi penggunaan uang tunai dalam transaksi pembayaran di Indonesia masih sangat tinggi, yakni 99,4 persen, sementara nontunai hanya berkontribusi 0,6 persen. Berkaca dari data tersebut, Bank BRI terus berinovasi, baik dengan mempersiapkan produk dan infrastruktur maupun menjalin kerja sama dengan pihak terkait agar masyarakat lebih aktif menggunakan alat pembayaran nontunai.

Yang terbaru, bertempat di Innovation Center BRI, Jakarta, Bank BRI dan Bank BRI Syariah menandatangani MoU dengan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung tentang Pemanfaatan Jasa dan Layanan Jaringan Perbankan di Provinsi Kepulauan Babel. Dengan kerja sama ini, Bank BRI berkomitmen untuk mencetak kartu co-branding BRI Berkah Mart serta menempatkan mesin EDC untuk menunjang transaksi keuangan masyarakat nontunai di Provinsi Babel.

“Kerja sama ini merupakan bentuk komitmen BRI untuk mendukung keberhasilan program GNNT yang gencar dicanangkan pemerintah. Kami menyadari, dibutuhkan sinergi dengan pemerintah daerah agar akseptasi masyarakat bisa semakin tinggi terhadap GNNT,” ujar Direktur Konsumer Bank BRI Handayani.

Handayani menambahkan, infrastruktur yang memadai diperlukan agar masyarakat makin mudah untuk bertransaksi nontunai. “Melalui kerja sama ini kami juga ingin memfasilitasi mesin EDC agar masyarakat di Provinsi Kepulauan Babel mudah bertransaksi menggunakan kartu ATM atau kartu kredit maupun uang elektronik Brizzi,” katanya.

Hingga akhir Maret 2018, tercatat bahwa 79,5 juta kartu BRI beredar, yang terdiri atas 68 juta kartu ATM BRI; 1,5 juta kartu kredit BRI; dan 10 juta uang elektronik Brizzi. Tahun ini BRI akan terus mendorong program GNNT, di antaranya, melalui elektronifikasi bansos, elektronifikasi jalan tol, serta pengembangan delivery channel (SMS/mobile banking, internet banking).

"Untuk mendorong efisiensi serta kecepatan dan kemudahan bertransaksi masyarakat,” ujar Handayani.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement