REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, memastikan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, siap melayani masyarakat saat mudik Lebaran maupun penerbangan haji pertengahan tahun ini.
Kepastian itu disampaikan Budi usai meninjau kesiapan langsung proyek bandara, baik dari sisi darat dan udara, Rabu (4/4). Dia mengatakan, progres pebangunan BIJB secara keseluruhan sudah mencapai 92 persen per 1 April 2018. Karenanya, pembangunan akan rampung pada awal Mei 2018.
Gedung area keberangkatan dan kedatangan penumpang Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), di Kertajati, Kabupaten Majalengka, Rabu (28/3).
Budi menyatakan, sudah berkoordinasi dengan Dirjen Perhubungan untuk melakukan soft opening bandara pada minggu ketiga Mei. Sedangkan, grand launching pada Juni mendatang.
"Kami ingin mengundang Presiden untuk bisa melakukan grand opening karena ada beberapa nilai yang dibanggakan dari segi pendanaan maupun kecepatan pengerjaan," ujar Budi.
Gedung area keberangkatan dan kedatangan penumpang Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), di Kertajati, Kabupaten Majalengka, Rabu (28/3).
Budi menjelaskan, di awal pengoperasian, khususnya mudik Lebaran, BIJB bisa melayani penerbangan domestik di lima kota yakni, Medan, Surabaya, Bali, Makassar, dan Balikpapan atau Samarinda. "Minimal untuk dua kabupaten, yaitu Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Sumedang," kata Budi.
Dari kedua kabupaten tersebut, ada tujuh penerbangan yang nantinya akan menggunakan pesawat airbus 330. Koordinasi dengan pihak maskapai Garuda Indonesia juga sedang dilakukan.
"Ini apresiasi kita kepada masyarakat Majalengka yang sudah mendedikasikan 500 hektare tanahnya untuk membangun bandara berkelas internasional," tutur Budi.
Budi pun memuji pembangunan BIJB yang bisa selesai tanpa mengandalkan kucuran dana dari pemerintah pusat. PT BIJB selaku BUMD milik Pemprov Jabar, bisa menggaet banyak pihak untuk membiayai proyek senilai Rp 2,6 triliun itu. Selain itu, pengerjaan bandara juga bisa selesai dengan cepat.
"Ini bandara besar yang bisa dijadikan contoh, sebagai laboratorium untuk membangun infrastruktur di lain provinsi, " kata Budi.