Kamis 05 Apr 2018 12:04 WIB

Mantan Kepala Junta Terpilih Jadi Presiden Sierra Leone

Julius Maada Bio akan menggantikan mantan presiden Ernest Bai Koroma yang pensiun.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Nidia Zuraya
Peta Sierra Leone
Foto: www.worldatlas.com
Peta Sierra Leone

REPUBLIKA.CO.ID, FREETOWN -- Komisi pemilihan Sierra Leone telah mengumumkan mantan pemimpin militer Julius Maada Bio menjadi presiden baru. Bio menang dalam pemungutan suara yang berlangsung ketat.

Bio adalah pemimpin Sierra Leone People Party dan mantan kepala junta negara Afrika Barat itu pada tahun 1996. Dia mendapatkan 51,81 persen suara.

 

Bio mengalahkan rivalnya dalam pemilihan presiden, Samura Kamara. Kamaran hanya berhasil meraup suara sebanyak 48,19 persen dalam pemungutan suara pada Rabu (4/4).

Menurut laporan Telegraph, pensiunan brigadir itu langsung dilantik dan kemudian mengambil sumpah jabatan beberapa menit setelah pengumuman hasil keluar dari kepala peradilan negeri. Bio menggantikan mantan presiden Ernest Bai Koroma yang pensiun setelah menjalankan dua periode lima tahunan jabatannya.

Koroma yang berkuasa sejak tahun 2007 itu berada di bawah bayang-bayang perang saudara selama satu dasawarsa yang berakhir pada 2002.

Sementara itu, pemilihan umum itu harus melalui putaran kedua setelah tidak satupun dari kandidat mencapai 55 persen suara yang dibutuhkan pada putaran pertama. Penghitungan suara di putaran kedua pun sempat tertunda setelah perselisihan mengenai Metode penghitungan.

Pada putaran pertama bio memimpin hasil dengan mendapatkan 43,3 persen suara. Sedangkan Kamara yang merupakan mantan menteri keuangan itu mendapatkan 42,7 persen suara. Rakyat Sierra Leone memilih 16 kandidat di putaran pertama yang diselenggarakan pada 7 Maret tersebut.

Bio akan menghadapi tantangan untuk mengurangi kemiskinan ekstrim dan membangun kembali negara Afrika barat untuk 7,3 juta warga negaranya.

Negara ini telah mengalami beberapa peristiwa dahsyat dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk tanah longsor tahun lalu yang menewaskan ratusan korban jiwa. Bencana itu terjadi di ibukota Freetown. Sebelumnya juga sempat terjadi krisis Ebola pada tahun 2014 yang merenggut hampir 4.000 jiwa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement