Kamis 05 Apr 2018 13:03 WIB

Tiga Negara Bahas Pembangunan Bendungan Sungai Nil

Bendungan sungai Nil akan dibangun selama tiga tahun.

Red: Nur Aini
Sungai Nil yang membelah Kota Kairo, Mesir.
Foto: flickriver.com
Sungai Nil yang membelah Kota Kairo, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Delegasi Mesir dan Ethiopia pada Rabu (4/4) tiba di Ibu Kota Sudan, Khartoum, untuk menghadiri pertemuan tiga-pihak berkaitan dengan Bendungan Besar Renaissance Ethiopia (GERD).

Menteri Luar Negeri Sudan Ibrahim Ghandour dan Menteri Sumber Daya Air dan Listrik Sudan Mutaz Mussa menerima delegasi Mesir dan Ethiopia yang akan ikut dalam pertemuan tersebut. Delegasi Mesir meliputi Menteri Luar Negeri Sameh Shoukry, Menteri Sumber Daya Air dan Irigasi Mohamed Abdel Atti dan Penjabat Kepala Dinas Intelijen Umum Abbas Mustafa Kamel.

Sementara itu delegasi Ethiopia terdiri atas Menteri Urusan Luar Negeri Workneh Gebeyehu, Menteri Urusan Air, Irigasi dan Listrik Sileshi Bekele dan Wakil Kepala Intelijen dan Keamanan. Pertemuan tersebut dijadwalkan mengkaji cara memanfaatkan sumber air dan membuat GERD sebagai sarana pembangunan di ketiga negara itu dan bukan sumber konflik serta perbedaan.

Pertemuan tersebut diselenggarakan berdasarkan keputusan dalam pertemuan puncak belum lama ini, antara pemimpin Sudan, Ethiopia, dan Mesir di Ibu Kota Ethiopia, Addis Ababa, pada penghujung Januari. Babak terakhir pembicaraan antara ketiga negara itu mengenai bendungan Nil berakhir pada November lalu tanpa mencapai kesepakatan mengenai laporan teknis yang disiapkan oleh Perusahaan Prancis, BRL dan Artelia mengenai bendungan tersebut.

Pada Desember 2017, Mesir mengusulkan agar pihak Ethiopia melibatkan Bank Dunia sebagai pihak netral dalam kegiatan komite teknis tiga-pihak, tapi Ethiopia menolak usul Mesir itu. Mesir khawatir pembangunan bendungan tersebut akan mempengaruhi bagian air Sungai Nilnya, sedangkan Ethiopia kembali menyatakan bendungan itu sangat mungkin membawa perubahan kesejahteraan negeri tersebut, terutama dalam bidang listrik. GERD, daerah dengan luas 1.800 kilometer persegi, direncanakan selesai dalam tiga tahun dengan biaya 4,7 miliar dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement