REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengungkapkan tidak semua klub di Indonesia telah memenuhi statuta FIFA yang selama ini jadi andalan PSSI dalam bersikap. Imam mengatakan, isi dari pasal-pasal statuta FIFA bukan cuma soal pemerintah tak boleh intervensi PSSI.
Imam mengatakan, statuta FIFA memuat banyak hal yang mesti dipenuhi oleh klub-klub sepak bola. Seperti harus punya akademi sepak bola dan stadion sendiri.
"Tapi coba diperhatikan, soal memiliki stadion atas nama sendiri bagaimana? Lalu soal akademi, baru lima klub di Indonesia yang punya akademi. Ini kita bicara klub di Liga 1, belum yang kasta bawah-bawahnya," kata Imam ketika berkunjung ke kantor Republika, Rabu (4/4).
Politisi berusia 44 tahun ini mengatakan, ketika pemerintah mencoba masuk ke ranah sepak bola Indonesia tiga tahun lalu, ada perlawanan sengit yang diberikan. Kalimat 'pemerintah melanggar statuta FIFA' jadi senjata andalan dalam memberikan perlawanan tersebut.
Imam mengatakan, semangat untuk melakukan tata ulang di PSSI pun akhirnya tetap berjalan. Kegiatan sepak bola di Indonesia lalu dibekukan pula oleh FIFA.
Menurut Imam, hal tersebut memang harus dilalui oleh sepak bola Indonesia. Namun, Imam mengaku pemerintah tak punya jangkauan lebih untuk masuk ke ranah pemilihan pengurus di FIFA. Pada akhirnya, PSSI tetap melakukan pemilihan sendiri sesuai statuta FIFA.
"Statuta FIFA jadi andalan dalam menolak sikap pemerintah, tapi mereka sendiri belum sepenuhnya melaksanakan statuta tersebut," kata Imam.
Imam menambahkan, andai suatu hari nanti pengelolaan sepak bola di Indonesia kembali karut marut, maka pemerintah tidak akan diam membiarkan. Sebelum semua menjadi lebih kacau, kata Imam, pemerintah akan bersikap.
"Kalau sangat darurat, maka kami bisa saja bekukan lagi," kata Imam.