REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenya adalah salah satu negara yang terletak di kawasan Afrika Timur. Negara ini didominasi oleh penduduk yang beragama Kristen dan Katolik. Namun, jumlah umat Islam di negeri tersebut mencapai 10 persen dari seluruh total populasi Kenya. Dan, di negara tersebut, kegiatan keagamaan juga berjalan dengan baik.
Salah satu tempat yang biasa dijadikan sebagai pusat kegiatan keagamaan adalah Masjid Jamia di Kota Nairobi. Masjid ini merupakan yang terbesar di negara tersebut. Dari kejauhan, bangunan masjid dengan atap berbentuk kubah berwarna perak itu tampak mencolok dan menonjol di antara bangunan-bangunan lainnya di pusat bisnis Kota Nairobi, Kenya.
Bangunan tersebut merupakan simbol keberadaan komunitas Islam di negara Afrika Timur ini. Masjid yang terletak di Kigali Road yang berada di kawasan pusat bisnis Kota Nairobi merupakan masjid terbesar di Kenya dan terindah di Afrika Timur. Ruang shalat di masjid tersebut mampu menampung hingga 12 ribu orang jamaah dalam waktu bersamaan.
Di waktu shalat Jumat ataupun shalat wajib lima waktu, masjid ini selalu dipenuhi oleh para jamaah yang hendak menunaikan shalat. Meski merupakan masjid terbesar di Kenya, sedikit sekali sumber literatur yang mengungkapkan tentang awal mula berdirinya bangunan Masjid Jamia Nairobi ini.
Beberapa sumber literatur menyebutkan Masjid Jamia Nairobi dibangun pada 1925. Pencetus pendirian pertama kali masjid ini adalah Sayyid Abdullah. Setelah beberapa tahun kemudian, masjid tersebut direhab berkat dana yang disumbangkan oleh Syekh Zaid bin Sulthan Al-Nahyan selaku kepala negara Uni Emirat Arab kala itu.
Masjid Jamia Nairobi dibangun dengan gaya khas Muslim Arab, lengkap dengan kubah hiasan marmer dan tulisan ayat-ayat Alquran pada dinding bagian dalam. Namun, kekhasan yang dimiliki bangunan masjid ini justru terletak pada bagian kubah. Tiga buah kubah yang terdapat pada bangunan Masjid Jamia didesain menggunakan warna perak.
Dua buah bangunan menara kembar tampak mengapit bangunan utama masjid. Kedua menara ini berada di sisi kanan dan kiri bagian depan bangunan masjid. Dinding pada bagian luar bangunan utama masjid dan menara didominasi warna abu-abu dengan ornamen dari bahan plesteran.