Kamis 05 Apr 2018 16:37 WIB

Din Laporkan Rencana KTT Bogor kepada Presiden

Penyelenggaraan KTT untuk mempromosikan Islam Wasathuyah ke dunia

Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama  Antaragama dan Peradaban, Din Syamsudin memberikan keterangan pers usai bertemu Presiden Jokowi, Kamis (5/4.
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsudin memberikan keterangan pers usai bertemu Presiden Jokowi, Kamis (5/4.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja sama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin, melapor kepada Presiden Joko Widodo terkait rencana penyelenggaraan Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendikiawan Muslim Dunia tentang Islam Wasathiyah di Bogor (KTT Bogor) yang akan diselenggarakan pada 1-3 Mei 2018. Din diterima Presiden yang didampingi Mensesneg Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Seskab Pramono Anung di Istana Merdeka Jakarta.

"Alhamdulillah pada hari ini, saya diterima Presiden Jokowi untuk melaporkan persiapan penyelenggaraan sebuah 'event' internasional yang diselenggarakan Kantor Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja sama Antaragama dan Peradaban," kata Din Syamsuddin saat konferensi pers usai diterima Presiden di Kantor Presiden Jakarta, Kamis (5/4)

Din mengatakan, penyelenggaraan KTT Bogor ini merupakan mandat yang diberikan oleh Presiden untuk mempromosikan Islam Wasathuyah ke dunia. Dia mengungkapkan, bahwa KTT Bogor ini akan diikuti oleh sekitar 50 ulama dan cendikiawan dari berbagai negara dan 50 ulama dan cendikiawan dari dalam negeri.

"Insya Allah KTT Bogor ini akan dihadiri tokoh ulama dunia, Syaikh Al-Azhar atau Syaikh Besar Al-Azhar, Syaikh Aman Toyib bin Toyib dan juga seorang ulama Syekh Abudllah bin Bayyah yang memimpin organisasi forum perdamaian masyarakat muslim yang berkedudukan di Abu Dhabi," ungkap Din.

Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mengatakan, KTT Bogor ini akan membahas Islam Wasathiyah, baik konsespsi maupun implementasi. "Konsepsi, implementasi dalam peradaban Islam dikaitkan dengan tantangan peradaban dunia," tutur Din.

Dikatakan dia, salah satu bagian dari naskah itu akan menunjukkan pengalaman Indonesia dalam mengamalkan Islam Wasathiyah. "Ini kita harapkan melahirkan satu kesepakatan tentang konsep Islam yang sentral dan dapat ditawarkan sebagai peradaban dunia," ujarnya.

Din mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan pikiran Indonesuia tentang Islam wasathiyah yang telah dibahwa di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Hamka Jakarta, Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan Yogyakarta dan pada 23-24 April akan dilakukan simposium di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Menurut Din, konsep yang dibahas ini akan menjadi konsep utuh yang akan dibawa ke KTT Bogor untuk ditanggapi oleh semua peserta. "Insya Allah KTT Bogor ini akan dibuka Presiden di Istana Bogor pada 1 Mei, acara persidangan di Novotel Hotel Bogor dan ditutup pada 3 Mei oleh wakil Presiden di Istana Wapres," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement