REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putri Presiden Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri akhirnya menyampaikan permintaan maafnya atas puisinya bertajuk 'Ibu Indonesia. Puisi yang menyinggung cadar dan adzan itu telah menimbulkan kontra dan dinamika di masyarakat.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyambut baik permintaan maaf tersebut dan meminta permintaan maaf harus betul-betul disertai kesadaran. Sehingga ke depannya, Sukmawati lebih berhati-hati dalam berekspresi di depan publik.
"Dia ini otoritas istilahnya membawa nama besar juga membawa nama Bung Karno dan sebagainya itu tentu harus hati-hati karena menggugat soal-soal yang sudah selesai, itu beresiko, suku agama ras antar golongan (SARA) ini enggak bisa diganggu, itu sudah selesai," kata Fahri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (5/4).
Ia juga berharap hal tersebut menjadi pelajaran semua pihak agar tidak menyinggung persoalan-persoalan sensitif yang dapat membuat resah publik. Terlebih Fahri melanjutkan, permintaan maaf juga tidak kemudian membuat laporan hukum atas Sukmawati otomatis berhenti.
"Delik aduan bisa dicabut bisa tidak. Itu kembali ke kesadaran masing-masing. Kalau saya mudahan ini sudah menjadi kesadaran umum dan permohonan maaf itu satu pertanda baik juga bahwa yang bersangkutan menyesali perbuatannya," kata Fahri.