REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Seorang warga Palestina, pada Kamis (5/4), ditemukan tewas setelah diserang misil oleh pesawat nirawak Israel di timur kota Gaza. Identitas warga Palestina tersebut belum teridentifikasi akibat tubuhnya yang hancur.
Beberapa sumber di Rumah Sakit Shifa di Gaza mengatakan, jenazah warga Palestina tersebut ditemukan oleh petugas paramedis Bulan Sabit Merah.Jenazah selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Shifa.
"Tubuhnya tak teridentifikasikarena hancur akibat (serangan) misil," kata beberapa sumber di Rumah Sakit Shifa, dikutip laman kantor berita Palestina WAFA.
Dengan ditemukannya jenazah warga Palestina ini, jumlah korban tewas akibat serangan Israel sejak Jumat (30/3) pekan lalu bertambah menjadi 19 orang. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyerukan bantuan internasional guna memenuhi kebutuhan medis rumah sakit di daerah tersebut.
Direktur Departemen Kerja Sama Internasional di Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Abu-Mhadi mengatakan, saat ini bantuan medis, termasuk ahli-ahli medis, sangat dibutuhkan kehadirannya. "Karena banyaknya jumlah korban, kementerian sangat membutuhkan lebih banyak ahli bedah spesialis pembuluh darah, tulang, serta layanan darurat," katanya dikutip laman Middle East Monitor.
Kementerian Kesehatan Gaza mengkhawatirkan Israel akan melakukan lebih banyak serangan terhadap warga Palestina. Hal ini karena aksi demonstrasi di perbatasan Gaza-Israel masih akan berlangsung.
Bila serangan kembali dilakukan, banyak rumah sakit di Gaza yang tidak akan mampu menangani dan merawat korban luka karena minimnya bantuan serta tenaga medis.
Ribuan warga Palestina di Gaza melakukan demonstrasi di perbatasan Israel pada Jumat (30/3). Aksi ini digelar guna menuntut Israel mengembalikan tanah-tanah yang direbutnya saat perang Arab-Israel tahun 1948 kepada para pengungsi Palestina.
Aksi ini berujung bentrok ketika massa mulai mendekati pagar perbatasan Gaza-Israel. Pasukan keamanan Israel segera melepaskan berondongan tembakan. 15 warga Palestina tewas dan sekitar 1.400 lainnya mengalami luka-luka.
Aksi demonstrasi di perbatasan Gaza-Israel ini rencananya akan dilakukan selama beberapa pekan. Aksi puncak akan digelar pada 15 Mei mendatang ketika Israel memperingati hari kelahirannya.