Jumat 06 Apr 2018 00:25 WIB

Pensiunan TNI AL di Pondok Labu Jaksel Dibunuh Usai Mengaji

Istri korban selamat dari pembunuhan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nur Aini
Garis polisi.   (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Garis polisi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pensiunan TNI AL di wilayah Pondok Labu, Jakarta Selatan ditemukan dalam keadaan tewas saat masih mengenakan sarung dan peci di dalam rumahnya pada Kamis (5/4).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, istri dari korban sempat kabur ke rumah tetangga dan selamat dari pembunuhan yang terjadi pada Kamis (5/4) pukul 18.00 WIB itu.

"Korban ditemukan dalam posisi tengkurap di atas kasur, memakai peci motif kembang Palembang berwarna hijau coklat, dan mengenakan sarung," ujar Argo saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (5/4).

Korban diketahui bernama Hunaedi (83 tahun), merupakan pensiunan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL). Sementara sang istri yang juga sebagai saksi bernama Sopiah (78 tahun).

"Sekitar pukul 18.00 WIB, korban sedang mengaji di kamar tengah, sementara istri korban mengaji di kamar tidur. Kemudian pintu depan rumah korban diketok-ketok orang," kata Argo.

Setelah itu, korban langsung membuka pintu depan. Tiba-tiba istri korban mendengar suara teriakan dan ketika sang istri keluar kamar, ia melihat korban sedang dianiaya pelaku pembunuhan.

"Melihat suaminya dianiaya orang tak dikenal, sang istri berteriak meminta pertolongan. Korban alami luka di tiga titik tubuh, sudah dibawa ke RS. Hingga kini, pelaku masih dalam pengejaran," kata Argo.

Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Selatan mendapat laporan kasus pembunuhan di wilayah Pondok Labu, Jakarta Selatan, Kamis (5/4), yang menewaskan salah seorang pensiunan TNI AL. Kepolisian belum mengetahui motif pembunuhan untuk merampok atau ada alasan lain.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement