REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho meminta masyarakat di sekitar Gunung Sinabung waspada menyusul letusan yang terjadi pada Jumat (6/4) sore. Masyarakat diminta menjauh dari Gunung Sinabung.
"Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan agar tidak melakukan aktivitas pada jarak tiga kilometer dari puncak, tujuh kilometer untuk sektor Selatan-Tenggara, enam kilometer untuk sektor Tenggara-Timur, serta empat kilometer untuk sektor Utara-Timur G," kata Sutopo dihubungi di Jakarta, Jumat.
Pada Jumat pukul 16.07 WIB terjadi letusan awan panas dengan tinggi kolom abu lebih dari 5.000 meter, dengan jarak luncur awan panas 500 meter ke arah sektor Tenggara-Timur dan Selatan-Tenggara. Sutopo mengatakan tingkat kegiatan kegunungapian Gunung Sinabung masih tinggi, yaitu pada Tingkat IV atau Awas.
Dia juga meminta masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap kemungkinan bahaya lahar. Meskipun telah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus, penduduk yang bermukim dan berkegiatan di sekitar hilir daerah aliran Sungai Laborus diminta tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan tersebut sewaktu-waktu dapat jebol.
"Bendungan di hulu Sungai Laborus dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan lahar atau banjir bandang ke hilir," tuturnya. Menurut Sutopo, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Karo segera melakukan sosialisasi ancaman bencana lahar atau banjir bandang tersebut kepada penduduk yang bermukim dan berkegiatan di sepanjang hilir dan sekitar Sungai Laborus.