REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Serial televisi terbaru, The Lord of The Rings, akan jadi serial layar kaca termahal yang menelan biaya produksi hingga satu miliar dolar AS (Rp 14 triliun).
Amazon jadi pengampu di balik serial ini setelah menyingkirkan Netflix pada November 2017 lalu dalam tawaran hak tayang waralaba serial ini. Nilai hak tayang serial berdasarkan novel karya JRR Tolkein itu mencapai 250 juta dolar AS (Rp 3,5 triliun), demikian dilansir Metro.co.uk pada Jumat (6/4).
Besarnya biaya produksi kabarnya akan diiringi efek visual menawan dan akting apik para aktornya. Sejauh ini, belum ada pengumuman aktor dan aktris yang akan muncul dalam serial The Lord of The Ring.
Peter Jackson yang menyutradarai film The Lord of The Rings belum mengkonfirmasi apakah ia akan bergabung dalam produksi serial ini sebagai produser eksekutif. Jackson sendiri dikenal bertangan dingin menghasilkan serial yang tembus box office.
Sir Ian McKellan membuka diri bila ia diminta untuk meneruskan peran sebagai Gandalf di layar kaca. ''Saya belum menyatakan ya karena saya belum diminta. Kalau ada orang lain yang memerankan Gandalf? Gandalf sudah berumur lebih dari 7.000 tahun dan saya belum terlalu tua,'' kata McKellan.
Di media sosial, tagar #BringBackSirIanMcKellansGandalf ramai mengemuka. Sementara serial televisi rival milik Netflix, The Crown, dikabarkan memakan biaya sebesar 13 juta dolar AS (Rp180 miliar) per episode. Serial ini juga sempat jadi serial dengan biaya termahal.
Pun serial yang ditayangkan HBO, Game of Thrones, yang dikabarkan menaikkan biaya produksi menjadi 15 juta dolar AS (Rp 206 miliar) per episode untuk enam episode terakhir.