Sabtu 07 Apr 2018 05:56 WIB

Menengok Masjid Hijau di Cambridge

Masjid Hijau di Cambridge ingin memadukan Islam dengan teknologi ramah lingkungan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Masjid Hijau di Cambridge
Foto: Arab News
Masjid Hijau di Cambridge

REPUBLIKA.CO.ID,  CAMBRIDGE -- Hijau disebut-sebut sebagai warna kesukaan Nabi Muhammad SAW. Hijau juga identik dengan Islam dan ramah lingkungan. Warna ini menjadi simbol kehidupan berkelanjutan.

Hal ini telah menjadi inti dari pembangunan sebuah masjid besar di Cambridge. Bangunan ibadah tersebut ingin memadukan Islam dengan teknologi ramah lingkungan hingga akhirnya menjadi masjid 'hijau' pertama di Eropa.

Proyeknya memakan waktu hingga 10 tahun. Arsitek dan insinyur yang membuatnya tidak main-main. Masjid akan dibuka pada awal 2019 dan tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah.

Masjid akan memiliki pusat pembelajaran dan area multifungsi untuk semua orang dengan berbagai latar belakang berkumpul bersama. "Ini adalah tempat untuk semua komunitas, tidak hanya Muslim," kata dosen studi Islam di Cambridge University, Tim Winter.

Winter adalah seorang mualaf sejak 40 lalu. Ia kini punya nama Arab Abdal Hakim Murad. Ia belajar di Mesir dan Arab Saudi. Pria yang sudah tiga hari berhaji itu kini mengajar tentang Islam.

Winter punya keterikatan pada masjid. Ia selalu memimpikan masjid yang menjadi rumah bagi komunitas. Umat Muslim di Cambridge tidak cukup banyak sehingga urgensi keberadaan masjid tidak diprioritaskan.

Menurut sensus, jumlah penduduk Muslim ada 8.000 orang. Jumlah ini belum termasuk mahasiswa Muslim dari luar negeri yang bersekolah di dua universitas setempat, Cambridge dan Anglia Ruskin juga 50 kampus.

Jika dihitung total, jumlahnya mencapai 100 ribu orang di seluruh Inggris. Cambridge punya lima masjid. Semuanya tidak dibangunan dengan tujuan jadi masjid dan ukurannya kecil.

Selama empat tahun, jamaah harus menyewa dari aula ke aula. Bahkan harus memenuhi koridor atau jalanan jika jumlah jamaah membludak di hari-hari besar. Hingga akhirnya 10 tahun lalu, Winter membangun Cambridge Mosque Trust.

Lembaga amal tersebut khusus berdedikasi untuk penggalangan dana membangun masjid impian. Ide masjid hijau juga datang dari Winter. Menurutnya, menjaga lingkungan itu penting dalam Islam.

"Masjid ramah lingkungan juga menurunkan biaya pembangunan yang diperlukan," kata dia. Pada 2008, lembaga membeli lahan seluas satu acre seharga empat juta poundsterling di Mill Road, wilayah didominasi Muslim.

Dewan Kota memberi izin pembangunan pada 2009. Seiring dengan lampu hijau, kompetisi desain arsitektur masjid dibuat. Pada Arab News, Winter memberikan tur bangunan yang hampir sempurna.

Aula shalat utamanya dibuat seperti di bawah pohon rindang yang mampu memfasilitasi 1.000 jamaah. Dindingnya bernuansa warna-warna bumi. Setelah pintu masuk terhampar kebun dan hiasan desain khas geometri Turki.

Di kompleks masjid juga ada restoran, area belajar, aula serbaguna untuk acara besar seperti pernikahan hingga area pameran bagi seniman lokal. Selain itu ada apartemen dengan empat kamar bagi imam dan direktur lembaga.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement