REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rangkaian KRL jurusan Tangerang-Duri akan ditambah dari delapan gerbong menjadi 12 gerbong agar mampu menampung penumpang lebih banyak terutama pada pagi dan sore hari.
"Saya minta kepada PT KAI untuk bisa menambah menjadi 12 gerbong dan itu memungkinkan," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kepada pers di Jakarta, Jumat (6/4).
Hal tersebut disampaikan usai dirinya meninjau Stasiun Duri untuk mendapat masukan dan usulan dari direksi PT KAI dan masyarakat terkait kondisi KRL jalur Tangerang-Duri serta Stasiun Duri. Menurutnya, kepadatan penumpang KRL pada pagi dan sore hari untuk jurusan itu memang tidak bisa dihindari, meskipun kalau dilihat frekuensi perjalanan sebenarnya sudah cukup.
"Dengan menambah gerbong maka jumlah penumpang yang diangkut juga bertambah, sehingga dalam satu rangkaian kereta bisa mengangkat lebih banyak penumpang," kata Budi.
Dengan bertambahnya gerbong dalam satu rangkaian KRL, maka diharapkan pula tak terjadi penumpukan penumpang di Stasiun Duri yang selama ini diviralkan di media sosial terjadi kesemrawutan. Penumpukan penumpang di Stasiun Duri terjadi antara lain karena pengurangan frekuensi perjalanan rute Duri-Tangerang berimbas pada bertambah lamanya waktu tunggu penumpang di sejumlah stasiun yang dilalui.
Kereta api listrik (KRL) yang biasa datang setiap 20 menit sekali, saat ini jadi 30 menit sekali karena adanya penyesuaian waktu perjalanan Kereta Bandara Soekarno-Hatta. Di Stasiun Duri, untuk jumlah penumpang yang masuk sebesar 20 ribu orang per hari di hari kerja dan 30 ribu orang per hari di hari libur. Sementara untuk yang transit jumlahnya jauh lebih besar yaitu sekitar 35 ribu orang per hari.
Untuk jadwal pagi pukul 06.00 sampai 08.00 terjadi kepadatan dengan total jumlah penumpang yang mencapai 8.000 orang. Mereka diangkut dengan empat rangkaian kereta 10 gerbong yang datang setiap 30 menit sekali.
Jalur KA Bandara saat ini hanya memiliki jalur baru dari Stasiun Batu Ceper ke Bandara Soekarno-Hatta. Sementara dari Stasiun Batu Ceper, Tanah Abang dan Sudirman masih menggunakan Jalur KRL. Kondisi itu menyebabkan Kereta Bandara harus berbagi jalur dengan KRL.