REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak resmi membubarkan parlemen negara. Peniadaan parlemen tersebut dilakukan guna membuka jalan bagi pemilihan kepala Pemerintah Malaysia yang diperkirakan dilakukan pada bulan depan.
"Raja sudah mengizinkan untuk membubarkan parlemen secara efektif pada Sabtu 7 April," kata Najib Razak dalam pidato kenegaraan, Jumat (6/4).
Berdasarkan peraturan yang berlaku, pemungutan suara harus diadakan sekurang-kurangnya dalam waktu 60 hari sejak pembubaran parlemen. Komisi Pemilihan Malaysia akan segera mengadakan pertemuan pekan ini guna mengumumkan tanggal pasti dilakukannya pemungutan suara. Pemilu diprediksi akan dihelat pada Mai tahun ini sebelum masuknya bulan suci Ramadhan.
Sementara, Najib akan menghadapi Mahathir Mohamad guna berebut kursi utama pemeritahan negara. Pemilu Malaysia diperkirakan akan berlangsung sengit mengingat Mahathir merupakan mentor Najib dan sosok yang mengubah negara menjadi kawasan industrial. Hal itu kemudian berdampak pada peningkatan perekonomian negara.
Kembalinya Mahathir setelah mundur 15 tahun lalu dalam dunia politik tak lepas dari dugaan korupsi yang ditujukan kepada Najib. Pria 64 tahun itu disebut-sebut terlibat dalam aliran dana yang melibatkan perusahaan investasi negara, 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Kendati, Najib diperkirakan dapat kembali memenangi pemilu. Dia tengah diuntungkan dengan adanya perpecahan antara pendukung Mahatir dan partai Pan-Malaysian Islamic Party (PAS). Prediksi kemenangan Najib tak lepas dari Pengumuman pembubaran parlemen oleh Najib dilakukan menyusul pertumbuhan kuat dan stabilitas ekonomi negara. Perbaikan ekonomi itu didorong oleh pulihnya harga minyak mentah dunia dan peningkatan perdagangan serta investasi infrastruktur dari mitra dagang terbesar Malaysia yakni China.
"Jika kemenangan kembali diberikan kepada BN, kami berjanji untuk melakukan yang terbaik untuk membawa transformasi lebih besar, inklusif dan komprehensif bagi negara," kata Najib.
Di lain pihak, Mahathir Mohamad menyebut pemilu kali ini tidak akan berjalan dengan adil. dalam sebuah konferensi pers usai dibubarkannya parlemen, dia mengatakan, pemungutan suara tahun ini akan menjadi pemilihan yang kotor.
Menurut Mahatir, Najib akan berusaha memenangi pemilu dengan cara-cara kotor dan penuh kecurangan. Dia melanjutkan, Malaysia akan kehilangan demokrasi dalam pemilu ke-15 hingga ke-17 saat kemenangan itu menjadi milik Najib.
Dia mengatakan, salah satu upaya untuk menjagal lawan yang dilakukan Najib adalah saat partai politik Mahatir diperintahkan untuk bubar sementara. Hal itu disebabkan lantaran partai gagal menyerahkan dokumen yang memadai untuk persyaratan pendaftaran.
Mahathir kemudian menyebut hal itu sebagai langkah tirani. Dia menuduh Najib melakukan kecurangan untuk memenangkan pemilu dengan meneror lawan-lawannya.