REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta tengah menyiapkan kajian perubahan manajemen lalu lintas di kawasan Malioboro sebagai persiapan penerapan Jalan Malioboro sebagai semi pedestrian.
"Kajian pasti dilakukan. Tentunya, kami akan bekerja sama dengan Pemerintah DIY dalam menyusun manajemen lalu lintas untuk diterapkan di kawasan Malioboro," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Wirawan Hario Yudho di Yogyakarta, Sabtu (7/4).
Menurut dia, penerapan manajemen lalu lintas baru di kawasan Malioboro akan menunggu selesainya pekerjaan fisik revitalisasi yang kini dilakukan di sisi barat Jalan Malioboro.
"Penerapan manajemen lalu lintas yang tepat akan membuat arus lalu lintas di kawasan tersebut tetap berjalan lancar sekaligus dapat menyelesaikan berbagai permasalahan di kawasan tersebut," katanya.
Sejumlah aspek yang perlu diperhatikan saat penyusunan kajian, lanjut Wirawan di antaranya adalah akses atau area berputar untuk kendaraan, perputaran ekonomi di kawasan tersebut, lokasi parkir, dan kepentingan tempat wisata.
Sebelumnya, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Golkari Made Yulianto mengatakan, sudah ada beberapa pilihan manajemen lalu lintas yang dapat diterapkan di kawasan Malioboro, di antaranya mengubah jalan-jalan sirip di Malioboro sebagai jalur searah, baik ke arah barat maupun timur.
Selain jalan sirip, kajian manajemen lalu lintas juga akan dilakukan di Jalan Suryotomo, dan Jalan Mataram yang akan dibuat searah ke arah timur, serta Jalan Abu Bakar Ali dan Pasar Kembang menjadi searah ke barat, sedangkan Jalan Bhayangkara menjadi searah ke selatan.
"Nantinya, Malioboro akan membentuk seperti bundaran besar," katanya yang akan tetap bekerja sama dengan Pemerintah DIY untuk melakukan kajian terkait manajemen lalu lintas di kawasan tersebut.