Sabtu 07 Apr 2018 15:55 WIB

Sergei Skripal Lewati Masa Kritis

Mantan agen rahasia Rusia ini tak sadarkan diri akibat diracun.

Rep: Marniati/ Red: Nidia Zuraya
Polisi Inggris berjaga di dekat rumah seorang mantan agen intelijen Rusia, Sergei Skripal yang diserang dengan zat agen saraf.
Foto: Andrew Matthews/PA via AP
Polisi Inggris berjaga di dekat rumah seorang mantan agen intelijen Rusia, Sergei Skripal yang diserang dengan zat agen saraf.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal telah berhasil melewati masa kritisnya. Pihak rumah sakit yang merawat Skripal mengatakan kondisi Skripal sudah semakin membaik.

"Skripal (66) merespon dengan baik terhadap pengobatan,"  ujar Direktur medis di Salisbury District Hospital, Christine Blanshard.

Dilansir CNN, Sabtu (7/4), berita itu muncul sehari setelah putri Skripal Yulia (33) yang juga diracuni dalam serangan itu, merilis pernyataan publik pertamanya setelah siuman pada pekan lalu. Dia berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berdoa untuk keselamatan ia dan ayahnya.

Blanshard mengatakan kondisi Yulia jauh lebih baik dari ayahnya. Yulia mengaku tidak sabar untuk keluar dari rumah sakit. Namun pihak rumah sakit tidak memberi keterangan lebih lanjut kapan Yulia dan ayahnya bisa meninggalkan rumah sakit.

 

Baca juga, Rusia Minta PBB Gelar Pertemuan Khusus Bahas Kasus Skripal

Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, menyambut baik berita tentang kondisi Skripal yang semakin membaik. Ia berharap kedua pasien dapat segera pulih.

Anggota Pusat Toksikologi Medis di Universitas Newcastle, Chris Morris mengatakan kemungkinan kondisi Skripal akan terus membaik. "Mengingat kemajuan Skripal, yang meskipun menerima dosis yang fatal dari agen saraf namun ia sekarang dapat berbicara dan memberikan informasi yang menunjukkan tingkat fungsi otak yang sangat tinggi. Tidak ada alasan untuk berpikir bahwa Skripal tidak akan pulih," kata Morris.

Morris menjelaskan kondisi pasien yang semakin membaik menunjukkan bahwa perawatan yang tepat telah diberikan.

Yulia dan Sergei Skripal ditemukan tak sadarkan diri di bangku sebuah daerah perbelanjaan di Inggris pada 4 Maret. Pemerintah Inggris yakin mereka diracuni oleh agen syaraf buatan Rusia, Novichok. Tetapi Rusia menyangkal hal itu.

Insiden ini telah menyebabkan perselisihan diplomatik antara kedua negara. Inggris dan sekutunya telah mengusir sejumlah diplomat Rusia. Ini memicu pengusiran balasan oleh Rusia.

Pada pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Kamis, Vassily Nebenzia, utusan Rusia untuk PBB , menyebut tuduhan yang diberikan kepada Rusia merupakan cerita palsu. Ia mengatakan Inggris akan menyesali atas cerita palsu tersebut.

Pemerintah Inggris bersikeras bahwa hanya Rusia yang memiliki kemampuan untuk melakukan serangan itu.

Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan Kamis bahwa Yulia Skripal sejauh ini menolak tawaran bantuan konsuler Kedutaan Besar Rusia setelah serangan itu. Kedutaan Rusia telah berulang kali meminta akses konsuler ke Yulia dan Sergei Skripal. Namun ditolak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement