Sabtu 07 Apr 2018 18:38 WIB

PSI Gelar Kelas Politik untuk Para Bacaleg

Kelas politik tersebut untuk para bacaleg PSI yang sudah lolos seleksi.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Foto: dokpri
Caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar kelas politik untuk para bakal calon legislatif (bacaleg) di kantor DPP PSI, Jakarta, Sabtu (7/4). Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PSI Sumardy mengatakan kelas politik tersebut untuk para bacaleg PSI yang sudah lolos seleksi.

"Kelas intensif 25 orang. Digelar dua hari, pada 7 April dan 28 April 2018, kata Sumardy, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika di Jakarta, Sabtu (7/4).

Sumardy menjelaskan acara tersebut bertujuan meningkatkan kapasitas teoritis para baceleg, baik dalam soal wawasan teoritis maupun kemampuan politik praktis. PSI ingin para bacalegnya benar-benar siap dalam pertarungan pada Pemilu 2019. 

“Tidak cukup hanya rekam jejak yang bersih dan kompeten. Mereka juga harus dibekali hal-hal lain,” kata Sumardy.

Sebelas materi yang akan disampaikan ke para bacaleg, di antaranya platform PSI, perkembangan politik di masa reformasi, karakteristik pemilih nasional, manajemen, daerah pemilihan, komunikasi persuasif dalam pemasaran politik, dan mengenal struktur dan fungsi DPR. Beberapa pembicara yang diundang dalam acara tersebut antara lain Saiful Mujani, Djayadi Janan, Sirajuddin Abbas, dan Ade Armando. 

Sebelumnya, PSI telah melakukan seleksi administratif, tes wawancara yang melibatkan panelis independen, dan uji sosialisasi. Gelombang kedua rekrutmen juga sudah ditutup pada 31 Maret lalu. 

Tes wawancara yang rencananyadigelar pada 21 dan 22 April juga akan mengikutsertakan panelis independen seperti mantan Ketua MK Mahfud MD, mantan Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto, aktivis perempuan Natalia Soebagjo, dan penulis Goenawan Mohamad. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement