Ahad 08 Apr 2018 05:23 WIB

Jurnalis Palestina Tewas dalam Tugas di Perbatasan Gaza

Murtaja tertembak di bagian perut dan meninggal di rumah sakit.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Israr Itah
Warga Palestina berlarian saat tentara Israel menembak dengan gas air mata di Jalur Gaza, Selasa (3/4).
Foto: AP Photo/Adel Hana
Warga Palestina berlarian saat tentara Israel menembak dengan gas air mata di Jalur Gaza, Selasa (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Seorang jurnalis Palestina tewas pada Sabtu (7/4) setelah terkena tembakan tentara Israel saat tengah meliput aksi unjuk rasa di perbatasan Gaza pada Jumat (6/4). Otoritas Kesehatan Palestina menyampaikan, Yaser Murtaja (30 tahun), juru kamera Palestinian Ain Media, merupakan warga Palestina ke-29 yang tewas dalam aksi protes yang direncanakan berlangsung selama enam pekan itu. Murtaja tertembak di bagian perut dan meninggal di rumah sakit, demikian dilansir Reuters, Sabtu.

Dalam pernyataan resminya, Militer Israel menyatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak menargetkan jurnalis. Jurnalis yang dikabarkan tewas akibat tembatakan IDF tidaklah IDF sasar dengan sengaja.

Aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak 30 Maret bertajuk The Great March of Return itu tetap pada tuntutan yang telah lama mereka serukan yakni hak kembalinya warga Palestina yang mengungsi saat peristiwa al-Nakba dimana Israel dinyatakan berdiri sebagai negara pada 1948 terjadi. Hamas mengancam aksi ini akan terus berlanjut.

Israel menolak mengabulkan hak itu akibat kekhawatiran bubarnya negara mereka. Israel dikabarkan menempatkan para juru tembak untuk menghentikan aksi ini. Israel menuduh Hamas menunggangi aksi ini dengan mengorbankan rakyat sipil. Israel juga menyebut Hamas sebagai organisasi teroris buatan Barat. Pernyataan itu dibantah keras oleh Hamas.

Fotografer lepas Ashraf Abu Amra mengatakan ia berada di samping Murtaja dan mereka sama-sama mengenakan rompi keselamatan yang jelas bertanda jurnalis dan helm. Mereka sedang mengambil gambar kerumuman massa yang siap membakar ban. ''Tentara Israel lalu memuntahkan tembakan. Kami lari untuk mengambil gambar sebelum akhirnya Murtaja jatuh tertembak,'' kata Abu Amra.

Murtaja bersimbah darah dan orang-orang segera membawanya ke rumah sakit. Sebuah video menunjukkan Murtaja dibawa orang-orang ke dalam ambulans dengan latar asap gelap bakaran ban membumbung di timur Khan Younis, selatan Gaza.

Jenazah Murtaja, bapak satu anak lelaki berusia dua tahun, dibawa kerumunan warga Palestina ke rumahnya. Jenazah Mutaja berbalut bendera Palestina.

"Saya buatkan ia sarapan. Setelah makan cepat, ia pergi bekerja. Saya tak menyangka ia kembali seperti ini. Tapi saya bersyukur Allah memilik anak saya syahid," kata ibu Murtaja, Yusra.

Israel menuduh Murtaja mengoperasikan drone. Hal yang dibantah para jurnalis yang membersamai Murtaja di lapangan. Di akun Facebook-nya, Murtaja mengunggah dua foto udara perbatasan Gaza, tapi belum bisa dipastikan apakah foto itu ia sendiri yang mengambil atau bukan.

Dalam aksi Jumat (6/4), ada tiga jurnalis lain yang terluka di lokasi berbeda. Israel menuding aksi itu mengundang kecaman dunia dan memperingatkan warga Gaza untuk tidak mendekati perbatasan. Eropa juga mempertanyakan penggunaan senjata oleh Israel dalam pembubaran aksi itu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement