Ahad 08 Apr 2018 11:55 WIB

BMNU: Hindari Olok-Olok Beda Pendapat

Watak seperti itu membuat nama seseorang dan citra bangsa menjadi tersungkur.

Red: Agus Yulianto
Orang mengumpat (ilustrasi)
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Orang mengumpat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Koordinator Barisan Muda Nahdlatul Ulama (BMNU) Maksum Zuber meminta tokoh atau elite politik untuk menghindari perangai olok-olok dalam menyikapi beda pendapat. Pasalnya, watak seperti itu membuat nama seseorang dan citra bangsa menjadi tersungkur.

"Sangat mungkin orang lain yang mengambil keuntungan dari beda pendapat itu, padahal Bangsa Indonesia itu santun, suka bergotong royong, pemaaf, pejuang yang gigih dan pantang menyerah serta tidak mudah mengeluh," katanya, Ahad (8/4).

Menurut mantan Sekjen PP IPNU, hal itu ibarat pepatah yang menyatakan bahwa siapa yang menanam kebaikan akan menuai kebaikan, tapi siapa yang menabur kebencian akan menuai kebencian, maka introspeksi-lah diri sendiri sebelum mengoreksi orang lain.

"Kekurangan tertentu orang lain yang dijadikan olok-olok itu belum tentu lebih berat dari kekurangan yang ada pada dirimu. Itu peringatan yang ada dalam Alquran, karena itu hal penting adalah jangan suka olok-olok, lakukan dialog, dan jangan setiap persoalan disikapi secara SARA," katanya.