Senin 09 Apr 2018 05:47 WIB

Saat PDIP Klaim PKB-Demokrat ke Jokowi

Pembahasan cawapres Jokowi disepakati seusai pilkada.

Bendera Partai Demokrat.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Bendera Partai Demokrat.

REPUBLIKA.CO.ID  Oleh: Fauziah Mursid

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak membantah kabar yang menyebut akan bergabungnya dua partai politik ke poros koalisi Joko Widodo. Dua partai tersebut, yang dinilai belum menentukan sikapnya untuk pemilihan presiden 2019, yakni Partai Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pimpinan parpol koalisi pendukung Jokowi memang sudah membagi tugas untuk berkonsolidasi dengan parpol lain. Misalnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketua Umum PPP Romahurmuzy dan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dengan Oesman Sapta Odang.

“Kita terus berdialog sehingga kami membagi tugas bagikan satu skuadron untuk rakyat, maka kami melakukan lobi-lobi politik," ujar Hasto saat diwawancarai di sela-sela Rapat Koordinasi III Bidang Kemaritiman PDIP di DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta, Ahad (8/4).

Menurut Hasto, informasi yang disampaikan Ketua Umum PPP Romahurmuzy (Romi) perihal dua partai tersebut merupakan bagian dari hasil-hasil lobi lobi partai koalisi. "Apa yang dilakukan Pak Romi bagian dari kerja bersama dan kerja gotong royong untuk Pak Jokowi," ujar Hasto.

Bahkan, menurut Hasto, untuk merealisasikan lobi-lobi tersebut, PDIP pada pekan depan akan menyambangi DPP PKB. Langkah itu merupakan tindak lanjut dari pertemuan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Hasto membantah jika kunjungan ke PKB dinilai untuk melobi PKB agar mengurungkan niat mencalonkan Muhaimin sebagai calon wakil presiden. Sebab, Romahurmuziy menyebutkan, salah satu partai yang hendak bergabung tersebut tetap mensyaratkan mengisi poisisi cawapres.

Sebelumnya, Romahurmuziy mengungkap berdasarkan sumber terpercaya, akan ada dua partai politik yang bergabung ke koalisi Jokowi pada bulan ini. Dua partai ini, kata dia, sudah mengadakan pembicaraan serius dengan Jokowi belum lama ini.

Menanggapi kabar tersebut, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto optimistis bergabungnya dua partai politik makin menguatkan poros koalisi Jokowi. "Ya, tentu semakin banyak, semakin baik," ujar Airlangga saat hadir di sela-sela Rakornas PDIP Bidang Kemaritiman di DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Ahad.

Menurut dia, tambahan partai politik pendukung Jokowi semakin menambah kekuatan parlemen jika Jokowi kembali terpilih menjadi presiden 2019. Dia juga menolak anggapan bahwa semakin banyaknya partai pendukung Jokowi justru akan semakin menyulitkan penentuan calon wakil presiden pendamping Jokowi, mengingat masing-masing partai dinilai akan memberikan masukannya untuk cawapres Jokowi.

Golkar, kata Airlangga, menyerahkan kepada Jokowi. "Nah, kalau itu, tanya sama Pak Presiden. Tentunya yang diinginkan (Golkar), Pak jokowi dua kali, ya," kata Airlangga.

Airlangga menambahkan, koalisi juga menjadi bagian penting dari pemenangan Presiden Jokowi. Oleh karena itu, ini juga membuat Golkar ingin menyolidkan kebersamaan dengan koalisi poros Jokowi lainnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement