Senin 09 Apr 2018 16:05 WIB

HIPMI Gandeng Aprindo Bangun Gerai Ritel di Pesantren

Gerai ritel modern tersebut akan diberi nama Ummart, singkatan dari umat dan minimart

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Andi Nur Aminah
Santri Ponpes bakal memiliki toko ritel modern bernama Ummart (ilustrasi)
Foto: dok Rakhmat Hadi Sucipto
Santri Ponpes bakal memiliki toko ritel modern bernama Ummart (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan pengusaha muda Indonesia (Hipmi) menggandeng asosiasi pengusaha ritel Indonesia (Aprindo) untuk membangun ekonomi kerakyatan lewat pesantren. Dua asosiasi pengusaha tersebut akan berkolaborasi menjalankan kegiatan ekonomi di lingkungan pesantren dalam bentuk perdagangan ritel modern.

Ketua Umum HIPMI Jawa Timur, Mufti Nurul Anam mengatakan, Indonesia memiliki sekitar 30 ribu pesantren dengan jumlah santri tak kurang dari lima juta orang. Ia memandang, potensi yang besar itu harus dioptimalkan agar bisa memberikan manfaat yang nyata bagi perekonomian Indonesia.

HIPMI sendiri sebenarnya telah memiliki program yang diberi nama Pesantrenpreneur. Program tersebut merupakan bagian dari upaya HIPMI menumbuhkan semangat kewirausahaan di masyarakat. Sebab, seperti diketahui, jumlah penduduk Indonesia yang berwirausaha masih sangat kecil.

Pemerintah mencatat, basis pengusaha di Tanah Air baru mencapai angka 3,4 persen pada 2017. Angka itu jauh di bawah Singapura (7 persen) dan Jepang (11 persen). "Kami juga ingin teman-teman santri bisa jadi pengusaha," kata Mufti, dalam konferensi pers di kantor Kementerian Perdagangan, Senin (9/4).

Oleh karenanya, lewat program Pesantrenpreneur kali ini, HIPMI bersama Aprindo akan mendirikan gerai ritel modern yang bakal dikelola oleh santri di lingkungan pesantren. Gerai ritel modern tersebut akan diberi nama Ummart, yang merupakan kependekan dari ummat dan minimart.

"Kerja sama ini bukan hanya terkait ketersediaan produk. Tapi bagaimana teman-teman di pesantren ini diajari bagaimana manajemen toko yang tepat sehingga mampu bersaing dengan ritel modern," ujar Mufti.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Aprindo Roy Mandey menambahkan, pihaknya akan memberikan dukungan berupa pendidikan vokasi mengenai manajemen usaha ritel. Santri akan diajari cara mengelola gerai ritel, mulai dari tahapan membeli barang, manajemen stok, hingga standar pelayanan.

Selain itu, Aprindo juga akan menyuplai barang pada Ummart. Roy memastikan, anggota Aprindo akan memberikan barang dengan harga yang sama seperti yang didapatkan jaringan ritel modern lain. "Pondok pesantren akan jadi channel distribusi kami yang baru," kata dia.

Adapun anggota Aprindo yang akan berpartisipasi dalam kerja sama ini yakni Alfamart, Indomart, Indogrosir, Hypermart, Superindo dan Transmart. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, Ummart akan didirikan di lingkungan pesantren dengan target konsumen santri dan masyarakat sekitar.

Ada 10 pesantren di Jawa Timur yang akan menjadi proyek percontohan program tersebut. "Ini tidak berhenti sampai 10 pesantren. Target HIPMI sampai 5.000 pesantren," kata Enggartiasto. Ia melanjutkan, pemerintah juga akan melibatkan perbankan agar dapat memberikan kredit usaha untuk pesantren.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement