Senin 09 Apr 2018 16:18 WIB

AHY Akui Pembentukan Poros Ketiga Pilpres tak Mudah

Pembentukan poros alternatif terbentur syarat presidential threshold.

Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (KOGASAMA), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengunjungi Pasar Besar Kota Malang, Selasa (3/4).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (KOGASAMA), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengunjungi Pasar Besar Kota Malang, Selasa (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Komandan Satuan Tugas Bersama untuk Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan pembentukan poros ketiga tidak semudah yang dibayangkan. Meskipun, menurutnya, poros ketiga tetap memiliki kemungkinan dibentuk pada Pilpres 2019.

"Kemungkinan-kemungkinan (poros ketiga) itu terus diolah dan tentunya memang tidak semudah dan tidak sesederhana yang dibayangkan," kata Agus seusai menghadiri acara pelantikan pengurus DPD dan DPC Partai Demokrat se-DIY di Jogja Expo Center (JEC), Senin (9/4).

Menurut Agus, presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden yang ditentukan mencapai 20 persen cukup mempersulit munculnya partai politik (parpol) yang mampu menyatukan parpol lainnya dalam poros ketiga di luar pengusung pejawat Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Presidential threshold 20 persen ini banyak mengunci partai-partai politik, tidak banyak partai politik yang cukup kuat yang bisa menjadi jangkar atau pemersatu dari parpol-parpol lainnya," kata dia.

Kendati demikian, AHY tetap optimistis dan berpandangan bahwa pembentukan poros ketiga itu masih memungkinkan terwujud pada Pilpres 2019. "Dalam politik itu segalanya masih mungkin. Kita tidak boleh mendahului rencana Tuhan, apakah hanya akan ada dua poros kembali seperti Pemilu 2014 atau kemungkinan hadir poros ketiga," kata dia.

Menurut AHY, hingga saat ini Partai Demokrat terus melancarkan komunikasi dengan berbagai parpol lainnya untuk membangun koalisi yang belum tentu seluruhnya diketahui media massa. Hal terpenting, menurut dia, adalah membangun chemistry, serta rasa saling percaya berdasarkan cara pandang dan platform yang sama antarparpol koalisi.

"Kita lihat saja dan tentunya ini akan semakin menarik. Sekarang bulan April, Mei, Juni, Juli, dan pada akhirnya Agustus nanti kita akan tahu siapa yang akan diusung sebagai capres dan cawapres berdasarkan koalisi yang dibangun. Lihat tunggu saja waktunya," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement