REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Muhammad Iqbal
Republika akan menggelar penganugerahan Tokoh Perubahan 2017 hari ini, Selasa (10/4) malam. Acara yang sudah menginjak edisi ke-13 tersebut, merupakan bagian dari penghargaan Republika kepada sosok-sosok yang mampu menghadirkan perubahan.
Mereka yang terpilih dinilai mampu memberikan kontribusi nyata kepada bangsa melalui kerja-kerja nyata di tengah-tengah masyarakat. Pada tahun ini, terdapat lima tokoh yang terpilih sebagai Tokoh Perubahan 2017.
Mereka adalah Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Suprajarto, pendakwah Ustaz Abdul Somad, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin, dan Owner Trusmi Group Sally Giovanny.
Ketua Panitia Pelaksana Tokoh Perubahan Republika 2017 Indra Wisnu Wardhana menjelaskan Republika sangat menghargai setiap perubahan yang berdampak positif bagi masyarakat. Oleh karena itu, acara ini digelar sebagai bentuk terima kasih kepada mereka yang telah bekerja degan tulus dalam mendorong perubahan.
"Dan kali ini Tokoh Perubahan Republika 2017 akan mengusung tema Memperkuat Simpul Pemersatu Bangsa," ujar Indra.
Selain itu, lanjut Indra, Tokoh Perubahan Republika 2017 juga bertujuan untuk memotivasi masyarakat luas terpacu untuk membuat perubahan-perubahan positif yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Tujuan lainnya, yaitu menjalin tali silaturahim serta membangun jaringan antara tokoh dengan lembaga/instansi serta masyarakat luas.
Indra menambahkan, panitia mengundang sekitar 500 orang undangan dari berbagai kalangan. Di samping tentu para pemenang beserta keluarga, panitia juga mengundang para menteri Kabinet Kerja, kepala daerah, tokoh masyarakat, dan tentunya para pewarta.
Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi mengatakan, perjalanan bangsa Indonesia dalam merawat persatuan bukanlah tanpa ujian. Upaya untuk mengadu domba terus terjadi. Dinamika politik juga terkadang menajamkan polarisasi dalam masyarakat.
Tantangan untuk terus merawat persatuan juga semakin meningkat. Teknologi, menurut Irfan, telah menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, bisa menjadi katalisator yang memajukan peradaban, tapi di sisi lain juga membuka peluang untuk menajamkan pertentangan.
"Dalam situasi seperti ini, Republika berkeinginan untuk menempatkan diri sebagai perekat sendi-sendi persatuan bangsa, Tokoh Perubahan 2017 secara kuat mengangkat tema 'Memperkuat Simpul Pemersatu Bangsa'. Lima tokoh terpilih untuk mendapatkan penghargaan atas kiprahnya dalam mendukung persatuan bangsa. Dengan kiprah yang nyata, kelianya telah memberi sumbangan besar bagi bangsa ini," kata Irfan.
Sejumlah prestasi dianggap panitia penilai Tokoh Perubahan Republika 2018 membuat tokoh-tokoh yang terpilih tahun ini layak diganjar penghargaan. Dirut PT BRI Suprajarto, mewakili perusahaannya dianggap punya peran meluaskan jangkauan perbankan hingga ke pelosok-pelosok.
Sedangkan pendakwah Ustaz Abdul Somad dianggap tak jenuh mendorong persatuan umat melalui ceramah-ceramahnya. Sedangkan Menpupera Basuki Hadimuljono, jadi ujung tombang pemerintah membangun rerupa infrastruktur yang pada akhirnya bakal membuat keluasan Indonesia terasa lebih dekat.
Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Syafruddin dinilai sukses melebarkan jaringan DMI dan membuat masjid-masjid di Indonesia lebih padu, dan Owner Trusmi Group Sally Giovanny terbilang sukses memberdayakan warga sekitarnya di Cirebon dan menjada kelestarian batik, salah satu budaya pemersatu bangsa Indonesia.
Digelar sejak 2005, tak sedikit Tokoh Perubahan Republika yang menempati tampuk tertinggi di Tanah Air. Di antaranya, Susilo Bambang Yudhoyono yang meemroleh penghargaan pada 2005, kemudian Jusuf Kalla sebagai ketua Palang Merah Indonesia pada 2010, dan Presiden Joko Widodo sebagai wali kota Solo juga pada 2010.
Kendati demikian, Tokoh Perubahan juga merupakan kisah soal pribadi-pribadi seperti warga Indonesia kebanyakan yang sekemampuan mereka berupaya meretas jalan menuju perubahan yang lebih baik.
Tahun lalu, misalnya, ada seorang perempuan dari Yogyakarta, Mursida Rambe, yang mendorong perlawanan terhadap rentenir melalui pendirian BMT Beringharjo di pasar dengan nama serupa. Ada juga Bunda Robin Lim seorang perempuan asal Amerika Serikat yang tanpa pamrih membidani perempuan-perempuan di Bali serta H Artim Yahya, pendiri Koperasi Tani Maju Bersama di Lombok Barat, NTB.
(Pengolah: fitriyan zamzami).