Selasa 10 Apr 2018 11:35 WIB

Sosialisasi Sastra Lewat Musik

Salah satu buku puisi Joko Pinurbo diubah menjadi lagu oleh Oppie Andaresta.

Rep: MGROL102/ Red: Yudha Manggala P Putra
JAKARTA, 15/10 - JOKO PINURBO BACA PUISI. Penyair Joko Pinurbo, 49, membacakan puisinya pada pentas puisi bertema
Foto: ANTARA
JAKARTA, 15/10 - JOKO PINURBO BACA PUISI. Penyair Joko Pinurbo, 49, membacakan puisinya pada pentas puisi bertema "Ironi, Humor, Sufi" dalam acara Bienal Sastra Utan Kayu Salihara 2011, di Teater Salihara, Jakarta, Jumat malam (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyair Joko Pinurbo alias Jokpin menyatakan sosialisasi sastra lewat musik atau film lebih sesuai dengan kultur budaya masyarakat Indonesia.  Berdasarkan pengalaman Joko, pembacaan puisi lewat musik, misalnya, justru lebih sering mendorong pembaca untuk mencari buku puisinya.

“Ini jadi salah satu strategi untuk menyesuaikan pendekatan sosialisasi sastra yang sesuai dengan kultur masyarakat. Orang indonesia kan suka kalau sambil nyanyi-nyanyi. Nah, melalui itu mungkin mereka lalu cari bukunya. Jadi prosesnya bisa terbalik,” Kata Joko saat ditemui Republika.co.id usai mengisi acara Menyayangi Puisi di Perpustakaan Nasional RI, Ahad (8/4).

Salah satu buku puisi Joko berjudul Buku Latihan Tidur yang terbit 2017 lalu digubah ke dalam bentuk lagu yang dinyanyikan oleh Oppie Andaresta. 

Joko mengungkapkan ketakjubannya ketika pertama kali mengetahui puisi-puisinya diubah menjadi lagu, “Saya takjub campur kaget. Karena puisi saya kan naratif kaya cerita biasa. Kata-katanya biasa, tapi ketika menjadi lagu ternyata lebih menggetarkan bagi saya sendiri.”

“Puisi itu seperti terlahir kembali jadi karya baru dalam wujud yang berbeda. Saya sendiri posisinya lalu menjadi sebagai penikmat bukan lagi penulis,” tutur penyair kelahiran Sukabumi 1962 ini.

Jokpin mengatakan dalam satu album tersebut ada sembilan puisi yang dipilih, baik itu atas pilihannya sendiri atau Oppie. “Sebagian besar Mbak Oppie sendiri. Yang saya pilih cuma dua.”

“Hati jogja karena saya tinggal di Jogja saya pingin ada lagu tentang Jogja. Lalu, Pacar Kecilku atas permintaan saya. Pacara kecilku itu dulu saya tulis untuk anak perempuan saya waktu masih kecil, masih balita. Karena itu berkaitan dengan anak perempuan saya,” ujar penulis yang tinggal di Yogyakarta ini.

Untuk puisi selanjutnya, Jokpin mengaku masih menulis kumpulan puisi baru, meski belum ada separuhnya, “Saya nggak ada target. Saya nggak pernah menargetkan. Ya, mungkin baru sekitar dua tahun baru selesai,” ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement