REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Melaksanakan ibadah puasa dinilai bermanfaat bagi Muslim yang berada dalam kondisi sehat. Namun demikian, tokoh agama terkemuka di Pakistan dan pakar kesehatan nasional dan internasional menyatakan pasien wajib mengikuti saran dari dokter saat Ramadhan karena status dokter menjadi amir (pemimpin) untuk pasien.
Dilansir di Pakistan Today, Selasa (10/4), mereka melarang pasien tetap berpuasa dan menentang rekomendasi dari pakar kesehatan. Mereka menyatakan pandangan-pandangan ini ketika berbicara pada acara penutupan Konferensi Ramadhan dan Diabetes Internasional keempat, yang diadakan di sebuah hotel di Karachi, Pakistan.
Tokoh agama dan pakar kesehatan tersebut menyatakan berpuasa aman bagi penderita diabetes, wanita hamil, dan orang-orang dengan penyakit kardiovaskular. Bahkan, puasa dinilai bermanfaat bagi orang-orang dengan gangguan mental.
Puasa dapat meningkatkan kesehatan mental dan sistem kekebalan tubuh. Namun, mereka tetap harus mengonsultasikannya kepada dokter untuk memastikan pendapatnya sebelum memutuskan tetap berpuasa atau tidak.
Pada kesempatan tersebut, Kelompok Studi Ramadhan juga meluncurkan Pedoman Khusus Ramadhan 2018. Pedoman tersebut akan didistribusikan di antara para dokter di Karachi dan kota-kota lain di Pakistan sehingga mereka dapat menasihati pasien tentang cara menjalankan puasa dengan aman.
Pakar dan ahli saraf dari Universitas Aga Khan, Wasey Shakir mengatakan berpuasa meningkatakan kesehatan mental dan juga memperkuat kekebalan tubuh seseorang. Menurutnya, proses puasa memainkan peran yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam meningkatkan kesehatan mental dan memperlambat proses penuaan pada manusia.